Jumat 04 Feb 2022 19:08 WIB

Warga Gaza Berjuang Bertahan Hidup di Tengah Krisis Gas dan Musim Dingin

Musim dingin memaksa warga Gaza membeli lebih banyak tabung gas.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina yang terdiri dari perempuan dan anak-anak mengungsi untuk berlindung dari serangan udara Israel ke bangunan sekolah milik PBB di Gaza, Rabu (19/5) waktu setempat. Warga Gaza Berjuang Bertahan Hidup di Tengah Krisis Gas
Foto:

"Setiap tahun sama. Kami (rakyat Gaza) masih tidak tahu mengapa krisis belum terselesaikan, kami tidak tahu siapa yang bertanggung jawab atas krisis ini, apakah pendudukan Israel atau politikus Palestina?" kata Neama.

Sayangnya, pengalaman ini adalah salah satu yang terlalu umum bagi penduduk Gaza. Rady Ibrahim seringkali harus menunggu hingga dini hari untuk bisa mengisi tabung gasnya, sebuah proses yang harus dia ulangi sepanjang musim dingin. Sebagai seorang sopir taksi dengan perdagangan, ia menggunakan gas untuk menjalankan mobilnya, yang secara signifikan lebih murah daripada bahan bakar.

"Saya bekerja sebagai sopir taksi 12 jam sehari untuk menghidupi keluarga saya, tetapi sekarang saya harus menghabiskan sebagian besar hari saya menunggu di depan gerbang pompa bensin," kata Ibrahim.

Ketika ada kekurangan gas, Ibrahim tidak bisa bekerja selama beberapa hari, sehingga membuat keluarganya terancam kelaparan. Fares al-Massoudi, salah satu distributor gas Gaza, menegaskan awal krisis gas tahunan dimulai satu bulan lalu. Namun, pada Januari, krisis telah memburuk secara signifikan.

Fares mengaitkan krisis ini dengan terbatasnya jumlah gas yang dapat masuk ke Jalur Gaza dari Israel. Israel mengontrol satu-satunya penyeberangan komersial Kerem Shalom.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement