Senin 31 Jan 2022 20:42 WIB

Secercah Harapan Perdamaian Bagi Muslim Ukraina di Tengah Eskalasi Ketegangan

Ketegangan antara Ukraina dan Rusia disebut berpotensi perang.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Wanita Muslim yang tinggal di Ukraina, memegang bunga saat memperingati Hari Hijab Sedunia di Kiev, Ukraina, 1 Februari 2021. Secercah Harapan Perdamaian Bagi Muslim Ukraina di Tengah Eskalasi Ketegangan
Foto:

"Situasi politik, sampai batas tertentu, mempengaruhi kehidupan setiap orang, termasuk ekonomi, finansial, pekerjaan, dan mata pencaharian masyarakat," katanya, mencatat bahwa sebelum konflik, kota-kota terdekat Donetsk dan Luhansk telah diberikan lebih banyak kesempatan kerja.

Shiraliyev menegaskan komunitas Muslim di kota itu memiliki hubungan timbal balik yang sangat baik dan berdasarkan rasa hormat dengan tetangga dan penduduk setempat mereka. Abdullah Taibov (66) adalah warga Kostiantynivka lainnya yang mengatakan sejauh ini, tidak ada orang Ukraina atau Rusia yang menyinggung dia dan dia hidup rukun dengan penduduk setempat.

"Kami hidup dengan hubungan bertetangga yang baik dengan semua orang. Kami hidup dengan penuh rasa hormat dan selalu membantu satu sama lain," kata Taibov, seorang etnis Lezgin dari wilayah Dagestan, Rusia.  

Tentang situasi komunitas Muslim di daerah itu, Taibov mengatakan mereka telah membeli tanah untuk membangun masjid mereka pada awal 1986-1987. Dengan bekerja sama dan dengan bantuan beberapa orang dan organisasi, mereka berhasil membangun masjid pertama mereka, di mana banyak umat Islam di daerah itu berkumpul untuk sholat, acara khusus, dan hari libur.

Taibov mencatat setelah pertempuran pecah pada 2014, teman-teman yang sebelumnya tinggal di kota Donetsk kembali ke daerah-daerah di bawah kendali pemerintah Ukraina. Setelah kondisi kehidupan memburuk di tempat-tempat yang direbut oleh kelompok separatis pro-Rusia.

"Saya pikir, dengan rahmat Allah, tidak ada hal buruk yang akan terjadi. Kami tidak ingin sesuatu terjadi ... Saya pikir itu (konflik) akan melewati kita. Saya pikir setiap orang normal akan selalu menginginkan perdamaian, terutama Muslim. Kami berharap perdamaian dan kebaikan untuk semua," kata Taibov.

Rusia baru-baru ini mengumpulkan puluhan ribu tentara di dekat perbatasan Timur Ukraina memicu kekhawatiran Kremlin dapat merencanakan serangan militer lain terhadap bekas tetangga Sovietnya. Moskow membantah sedang bersiap untuk menyerang dan mengatakan pasukannya ada di sana untuk latihan. Ia juga telah mengeluarkan daftar tuntutan keamanan, termasuk agar Ukraina tidak bergabung dengan NATO.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement