REPUBLIKA.CO.ID, KOSTIANTYNIVKA -- Komunitas Muslim di kota Kostiantynivka di Ukraina Timur masih berharap untuk perdamaian atas eskalasi ketegangan baru-baru ini di wilayah tersebut. Ketegangan dilaporkan terus meningkat antara Ukraina dan Rusia beberapa waktu terakhir dan disebut berpotensi perang.
Vitaly Koritsky, seorang pria Ukraina Utara yang lahir dan besar di kota Slovyansk di bagian wilayah Donetsk, mengatakan dia bertemu calon istrinya yang berasal dari Turki di kota yang sama. Keduanya kemudian masuk Islam di kota Donetsk dan pindah untuk tinggal di Kostiantynivka.
Koritsky (31 tahun) mengatakan situasinya memburuk pada 2014, ketika kelompok separatis pro-Rusia menyerbu bagian timur Ukraina. Dia menambahkan tidak ada penduduk kota yang melarikan diri ke tempat lain karena tidak ada tempat lain untuk dituju.
Dia menggarisbawahi komunitas Muslim di daerah itu telah menghadapi ancaman reguler selama konflik. "Kami terbiasa dengan semua hal ini selama bertahun-tahun, kami telah melihat perang dan penembakan. Tentu saja, kami menginginkan kedamaian dan kebaikan, seperti sebelumnya, ketika tidak ada masalah dan orang-orang hidup lebih baik," kata Koritsky, dilansir dari Yeni Safak, Ahad (30/1/2022).
"Insya Allah, semoga semuanya baik-baik saja dan tidak ada pertempuran," tambahnya.
Avaz Shiraliyev, seorang pengusaha berusia 62 tahun dengan akar di Azerbaijan yang telah tinggal di Ukraina selama lebih dari 30 tahun mengatakan komunitas Muslim di Kostiantynivka telah berkembang jumlahnya dibandingkan dengan satu dekade lalu. Saat itu, beberapa orang mulai membangun masjid pertama di kota itu dari kantong mereka sendiri.
Shiraliyev, yang juga ketua Asosiasi Bulag Muslim di Kostiantynivka, mengatakan meskipun hampir 1.000 Muslim tinggal di dekatnya, hanya sekitar 60 keluarga yang secara aktif mengambil bagian dalam urusan komunitas mereka. Dia mengatakan saat ini, situasi umum baik-baik saja di wilayahnya, menambahkan dia tidak yakin bagaimana ketegangan yang sedang berlangsung dengan Rusia akan terjadi.