REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KH Miftah Maulana Habiburrahman membandingkan kasus Dorce Gamalama dan Aprilia Manganang. Hal itu sekaligus menjadi tanggapan tokoh Nahdlatul Ulama yang akrab disapa Gus Miftah itu atas keinginan Dorce untuk dimakamkan sebagai perempuan.
Diketahui, Dorce lahir yang sebagai laki-laki bernama Dedi Yuliardi melakukan operasi pergantian kelamin pada 1983. Belum lama ini, seniman multitalenta yang sedang sakit-sakitan itu menyampaikan keinginannya untuk dimakamkan sebagai perempuan.
Menurut Gus Miftah, pemulasaraan jenazah Dorce kelak sebaiknya tetap diperlakukan sebagai laki-laki. Ia menyebut, itu sesuai kodrat asalnya saat Dorce dilahirkan.
"Yang saya tahu Beliau ini terlahir sebagai laki-laki kemudian dioperasi menjadi perempuan. Kalau kondisi seperti ini, secara fikih dia tetap laki-laki. Artinya, sepanjang yang saya tahu, pemakamannya tentu kembali ke kodrat asal saat dia dilahirkan," jelas Gus Miftah, Senin.
Beda halnya dengan kasus Aprilia Manganang yang beberapa waktu lalu dinyatakan berjenis kelamin laki-laki. Gus Miftah mengatakan, dalam kacamata fikih, andaikan beragama Islam maka mantan atlet voli nasional yang telah bernama resmi Aprilio Perkasa Manganang itu dapat dimakamkan secara laki-laki karena memiliki dasar kuat dari segi medis.
"Jadi memang dalam surat al Hujarat itu, Allah menciptakan dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan," kata Gus Miftah.