Rabu 26 Jan 2022 05:50 WIB

Viral, Protes Wanita Afghanistan dengan Berpakaian Seperti Pria

Aturan Taliban menyulitkan ibu tunggal yang harus bekerja menghidupi keluarga.

Rep: Mabruroh/Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Wanita Afghanistan melancarkan protes terhadap Taliban dengan mengunggah foto mereka mengenakan pakaian tradisional pria secara daring. Viral, Protes Wanita Afghanistan dengan Berpakaian Seperti Pria
Foto:

“Saya tidak bisa lagi tinggal diam. Jadi saya memutuskan bergabung dengan revolusi,” katanya merujuk pada banyak wanita lain yang telah melakukan protes terhadap rezim Taliban sejak tahun lalu.

Pada Tahun Baru dia meminta seorang teman untuk mengambil foto dirinya mengenakan pakaian pria dan memegang sebuah tanda yang bertuliskan, “Saya seorang wanita. Saya tidak punya mahram”, dan mempostingnya secara daring. Foto-foto Rabiah menjadi viral dalam beberapa jam. Wanita lain kemudian bergabung dalam protes tersebut dengan mengunggah foto diri mereka dalam pakaian pria.

“Kami ingin menunjukkan kepada Taliban bahwa mereka tidak dapat mencegah kami melakukan apa yang menjadi hak kami dengan memberlakukan pembatasan,” kata salah satu pengunjuk rasa, dengan nama samaran Lily Hamidi.

“Aturan ini sangat sulit bagi semua wanita, terutama wanita yang tidak memiliki mahram. Apa yang seharusnya mereka lakukan? Bahkan wanita yang memiliki mahram tidak dapat menerima ini dan bergantung pada seorang pria yang mungkin tidak ada 24 jam sehari untuk melakukan pekerjaannya,” katanya.

Atas aksinya itu, Rabia kemudian diidentifikasi oleh Taliban dan ditangkap di rumahnya beberapa hari setelah fotonya menjadi viral. Beberapa wanita lain yang bergabung dengan protesnya, termasuk Lily, tidak lagi dapat dihubungi.

“Mereka menahan saya selama dua jam, menanyai saya tentang pengunjuk rasa lain, dan bahkan menampar saya beberapa kali. Mereka akhirnya membiarkan saya pergi, dan saya mengambil putri saya dan bersembunyi,” kata Rabiah.

“Saya telah kehilangan segalanya – pekerjaan saya, rumah saya dan negara saya. Tetapi ketika dihadapkan dengan aturan yang menggelikan seperti itu, saya tidak punya pilihan,” ungkapnya.

“Saya memegang poster itu agar dunia tahu situasi yang dialami perempuan Afghanistan. Kami dipaksa untuk melepaskan identitas mereka. Saya melakukannya dengan mengetahui sepenuhnya risiko yang akan saya hadapi, karena saya harus angkat bicara,” ujarnya.

Di sisi lain, Taliban menghentikan puluhan warga Afghanistan yang hendak meninggalkan negara mereka secara ilegal melalui jalur udara. Seorang pejabat tinggi Taliban mengatakan, beberapa perempuan ikut ditahan sampai mereka dijemput oleh kerabat laki-laki mereka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement