Selasa 18 Jan 2022 05:59 WIB

Memburuknya Sikap Ekstremis Hindu Terhadap Muslim dan Diamnya India

Perlakuan diskriminatif fekstremis Hindu terhadap Muslim semakin menguat di India

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Kerusuhan New Delhi sasar Muslim (Ilustrasi) Perlakuan diskriminatif fekstremis Hindu terhadap Muslim semakin menguat di India
Foto:

Didirikan pada 1907 selama pemerintahan Inggris pada saat konflik yang berkembang antara Muslim dan Hindu di negara itu, Mahasabha Hindu adalah salah satu organisasi politik tertua di India. 

Kelompok itu tidak mendukung pemerintahan Inggris, tetapi juga tidak mendukung gerakan kemerdekaan India yang dipimpin oleh Mohandas Karamchand Gandhi, yang sangat toleran terhadap Muslim. Bahkan sekarang, beberapa anggota kelompok memuja pembunuhnya, Nathuram Godse. 

Menurut situs resmi kelompok itu, visi Hindu Mahasabha adalah mendeklarasikan India sebagai "Rumah Nasional Umat Hindu." Situs web tersebut mengatakan jika mereka berhasil mengambil alih kekuasaan, maka mereka tidak akan ragu untuk "memaksa" migrasi Muslim India ke negara tetangga Pakistan, serta berjanji mereformasi sistem pendidikan negara itu untuk menyelaraskannya dengan versi Hinduisme mereka. 

Dengan kampanye dan ideologinya yang kontroversial, Hindu Mahasabha selalu menjadi kekuatan politik marjinal. Terakhir kali kelompok itu hadir di Parlemen adalah pada 1991. 

Dalam delapan tahun terakhir sejak Modi berkuasa, Vernier menyebut mereka tampaknya telah berkembang dalam jumlah dan pengaruh, berdasarkan ukuran dan frekuensi pertemuan mereka. Kelompok itu tidak secara terbuka mengungkapkan berapa banyak anggota yang dimilikinya, namun ia meyakini jumlahnya mencapai puluhan ribu. 

Hindu Mahasabha menargetkan komunitas pedesaan di negara bagian utara, di mana terdapat kehadiran BJP yang besar. Mereka mendorong masyarakat sekitar memilih partai yang sejalan dengan ideologi nasionalis Hindu mereka, termasuk BJP Modi. 

Pada 2015, Sadhvi Deva Thakur, yang saat itu menjadi anggota senior kelompok tersebut, menimbulkan kontroversi luas ketika mengatakan Muslim dan Kristen harus menjalani sterilisasi paksa, untuk mengendalikan pertumbuhan populasi mereka. 

Hindu Mahasabha bukan satu-satunya kelompok nasionalis Hindu sayap kanan yang mendukung sentimen kekerasan terhadap kaum liberal dan minoritas, termasuk 200 juta Muslim India yang merupakan 15 persen dari 1,3 miliar penduduk negara itu. 

Pada konferensi bulan lalu, beberapa pembicara menyerukan umat Hindu India untuk "membela" agama dengan senjata. Yang lain menyerukan "pembersihan" minoritas India, menurut video dari acara tersebut. 

Namun menurut Verniers, Hindu Mahasbha adalah salah satu kelompok politik sayap kanan terbesar yang bertujuan menjadikan India tanah umat Hindu. Meski kampanye dan ide grup sudah berumur puluhan tahun, mereka sekarang lebih berani membicarakannya. 

Menurut para ahli, alasan kelompok-kelompok ekstremis ini semakin tampak dan meningkat jelas karena mereka memiliki kekebalan hukum dan dukungan. 

India melarang ujaran kebencian di bawah beberapa bagian dari hukum pidananya, termasuk bagian yang mengkriminalisasi "tindakan yang disengaja dan jahat" yang dimaksudkan untuk menghina keyakinan agama. Menurut pengacara Vrinda Grover, setiap kelompok yang menghasut kekerasan dilarang di bawah hukum India.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement