Jumat 07 Jan 2022 20:49 WIB

Momen Sowan Perdana Menag ke Ketua Umum PBNU, Ini yang Dibahas

Menag Yaqut Cholil Qoumas bersilaturahim ke Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Menag Yaqut Cholil Qoumas bersilaturahim ke Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (7/1).
Foto: Dok Istimewa
Menag Yaqut Cholil Qoumas bersilaturahim ke Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas bersilaturahim atau sowan pertama kalinya dengan Sang Kakak yang kini menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, Jumat (7/1). 

Pertemuan kakak beradik ini berlangsung hangat di gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. 

Baca Juga

“Alhamdulillah, saya barusan sowan ke Ketum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf. Kami berdiskusi dalam ikhtiar untuk bersinergi dalam merawat kerukunan dan meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan di Indonesia,” ujar Gus Yaqut, sapaan akrab Menag dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (7/1). 

“Saya berkomitmen untuk terus membangun kemitraan konstruktif dengan ormas keagamaan,” imbuh dia. 

 

Menurut Gus Yaqut, pemerintah bahkan akan mencanangkan 2022 sebagai tahun toleransi. Karena, kerukunan dan toleransi masyarakat Indonesia dikagumi berbagai negara. 

Dia pun mencontohkan Majelis Hukama Al-Muslimin, organisasi independen yang beranggotakan cendekiawan Muslim dari berbagai dunia dan berpusat di Abu Dhabi-Uni Emirat Arab, telah berkunjung untuk menyampaikan keinginannya belajar tentang toleransi masyarakat Indonesia. 

“Sudah saatnya toleransi Indonesia menjadi barometer masyarakat dunia. Narasi tentang toleransi di Indonesia perlu digaungkan agar dipahami masyarakat dunia,” ucap Gus Yaqut. 

“Dan upaya ini tidak akan terlepas dari kerja sama dan kontribusi berbagai ormas keagamaan yang selama ini membina langsung masyarakat di kalangan grassroot,” kata dia. 

Tidak hanya dengan PBNU, lanjut Gus Yaqut, kemitraan juga akan dibangun dengan ormas-ormas keagamaan lainnya, seperti Muhammadiyah, Persatuan Islam, Majelis Ulama Indonesia, Konferensi Waligereja Indonesia, Persekutuan Gereja-gereja Indonesia, Parisadha Hindu Dharma Indonesia, Perwakilan Umat Buddha Indonesia, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia, dan ormas keagamaan lainnya.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement