Rabu 05 Jan 2022 20:03 WIB

Kemenag: Dai Harus Kenali Karakteristik Umat dan Kuasai Peta Dakwah

Hal ini agar tidak ada lagi penceramah yang menyampaikan dakwah provokatif.

Rep: Muhyiddin/Dea Alvi Soraya/ Red: Ani Nursalikah
Kemenag: Dai Harus Kenali Karakteristik Umat dan Kuasai Peta Dakwah
Foto:

Ketua Dewan Syuro Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Prof Ahmad Satori Ismail mengatakan, ceramah yang mencakup masalah perbedaan pendapat, pandangan, dan sikap (khilafiyah) seharusnya disampaikan dengan bahasa yang halus agar terhindar dari kesalahpahaman dan perpecahan. Perpecahan, kata dia, disebabkan adanya perbedaaan latar belakang dan keyakinan dari masing-masing masyarakat.

Dia menyarankan para penceramah menghindari pembahasan yang berpotensi menyinggung atau menyudutkan salah satu pihak. "Pendai lebih baik menghindari ceramah yang menyinggung masalah khilafiyah, SARA atau yang berkaitan dengan politik praktis,” katanya kepada Republika.co.id, Selasa (4/1/2022).

Jika ingin membahas lebih lanjut mengenai khilafiyah, radikalisme dan sejumlah isu sensitif lainnya, Guru Besar UIN Jakarta itu menyarankan untuk menggelar diskusi tertutup dengan tujuan mencari solusi bersama. Menurutnya, jika topik sensitif ini disampaikan dalam forum terbuka seperti ceramah atau khutbah maka hanya akan menimbulkan polemik baru dan perpecahan.

“Kalau para ustaz atau dai ini memang ingin membahas lebih lanjut tentang khilafiyah, praktik politik praktis, radikalisme, itu boleh saja, tapi dilakukan dalam forum diskusi yang sifatnya tertutup. tujuannya untuk mencari solusi dan pencerahan, karena kalau disampaikan dalam ceramah yang sifatnya satu arah, ini bisa menimbulkan polemik baru bahkan perpecahan,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement