Rabu 05 Jan 2022 20:03 WIB

Kemenag: Dai Harus Kenali Karakteristik Umat dan Kuasai Peta Dakwah

Hal ini agar tidak ada lagi penceramah yang menyampaikan dakwah provokatif.

Rep: Muhyiddin/Dea Alvi Soraya/ Red: Ani Nursalikah
Kemenag: Dai Harus Kenali Karakteristik Umat dan Kuasai Peta Dakwah
Foto:

Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Ahmad Kusyairi Suhail mengatakan, setiap juru dakwah, guru atau ustadz, merupakan Du’at (juru dakwah) bukan Qudhat (hakim). Dia juga mengingatkan bahwa pada hakikatnya berdakwah ajakan berbuat kebaikan bukan justru mengejek, menyudutkan atau menghina suatu kelompok atau golongan tertentu. 

“Penting difahami oleh setiap ustadz dan juru dakwah/dai, bahwa kita adalah Du'at, juru dakwah, bukan Qudhat, hakim. Berdakwah itu mengajak bukan mengejek, membina bukan menghina, merangkul bukan memukul. Sebagaimana firman Allah,

ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة

Ajaklah ke jalan Rabbmu dengan hikmah dan nasehat yang baik (QS An Nahl: 125),” jelasnya kepada Republika.co.id, Selasa (4/1). 

Menurutnya, setiap pendakwah harus mempertimbangkan dan memperhatikan adab, adat, kultur masyarakat dan metode berdakwah yang tepat untuk meminimalisir terjadinya kesalahpahaman atau perpecahan. Jika pembahasan yang diangkat berkaitan dengan persoalan perbedaan pendapat, pandangan dan sikap (khilafiyah), maka setiap penda’i sepatutnya tidak memaksakan pendapat. 

 

“Jika ada hal yang masih termasuk dalam koridor masalah khilafiyah furu'iyyah (perbedaan masalah cabang, bukan asas), seseorang tidak bisa memaksakan pendapatnya, dan perlu ditempatkan secara benar, bahwa kemungkaran itu benar-benar kemungkaran berdasarkan ijma' (kesepakatan) ulama yang mumpuni,” ujarnya. 

photo
Adab agar Doa Dikabulkan - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement