Kamis 30 Dec 2021 19:10 WIB

Imam Besar Istiqlal: Muhasabah untuk Berdoa Agar Covid Hiilang

Muhasabah akan digelar secara hibrid

Rep: Ali Yusuf/ Red: A.Syalaby Ichsan
Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar berpose untuk Republika di Kantor Republika, Jakarta, Rabu (1/9). Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar berpose untuk Republika di Kantor Republika, Jakarta, Rabu (1/9). Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar mendukung agenda Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menggelar Muhasabah akhir tahun. Untuk itu sudah sepatutnya umat Islam ikut menyukseskan acara ini.

"Muhasabah untuk berdoa bersama agar Covid menghilang, perekonomian bangsa membaik, dan keutuhan bangsa makin kokoh," kata KH Nasaruddin Umar saat dihubungi Republika, Kamis (30/12).

Muhasabah Akhir Tahun Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan digelar secara hibrid menjelang akhir tahun 2022. Acara tersebut akan dihadiri tak lebih dari 100 jamaah di Istiqlal, Jakarta, pada Kamis (30/12).  Selain itu,  acara itu akan digelar secara virtual melalui berbagai platform. Diantaranya, lewat republika.co.id, Youtube,  dan TVMUI.

 

photo
muhasabah dan istighotsah kubra akhir tahun 2021 M - (republika)

 

Kepala Bidang Sosial dan Pemberdayaan Umat  Masjid Istiqlal Laksma TNI (Purn) Asep Saepudin menjelaskan, penting untuk menjaga protokol kesehatan di tengah meningkatnya varian Omicron Covid-19. Karena itu, pembatasan jamaah penting untuk dilakukan pada acara tersebut. Asep pun menegaskan, Istiqlal akan mendukung acara muhasabah akhir tahun yang sudah diselenggarakan dua tahun ke belakang.

Sebelumnya, wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Habib Nabiel Al-Musawa mengatakan, Muhasabah akhir tahun MUI bukan untuk merayakan pergantian akhir malam tahun baru. Agenda ini dihelat untuk mengingatkan umat dari agenda yang membuatnya lalai dari mengingat Allah SWT dan Rasulull-Nya. 

"Muhasabah setahun Majelis Ulama ini itu tugasnya adalah untuk mengarahkan umat untuk supaya tetap berada di dalam rel yang diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta'ala dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam," kata Habib Nabiel saat dihubungi, Republika, Rabu (29/12).

Menurut dia, pada pergantian tahun baru ini, biasanya banyak masyarakat lupa kepada Allah dan Rasulullah-Nya, karena mereka larut di dalam hiburan-hiburan yang tidak bermanfaat dan menjauhkannya dari ajaran Islam. Biasanya mereka berkumpul melakukan maksiat seperti minum-minuman keras, berzina dan segala macam maksiat dilakukan.

"Nah oleh sebab itu maka walaupun tidak ada sunnahnya ya kita mengadakan Muhasabah akhir tahun miladiyah. Meski muhasabah  ada yang bilang ini bidah, karena di zaman rasul nggak ada itu," ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement