Rabu 27 Nov 2024 15:32 WIB

Menghitung Amal Diri

Umar bin Khattab berpesan, hisablah sendiri amalmu sebelum kelak dihisab.

Umar berpesan hisablah dirimu sendiri sebelum kelak engkau dihisab (ilustrasi).
Foto: Antara/Retno Esnir
Umar berpesan hisablah dirimu sendiri sebelum kelak engkau dihisab (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umar bin Khattab pernah mengucapkan kata-katanya yang sangat terkenal: "Haasibu anfusakum qabla antuhasabu" (Hisablah dirimu [amalmu] sebelum kelak engkau dihisab [oleh Allah SWT]).

Imam Hasan Al Bashri berkata: "Seorang Mukmin adalah orang yang mampu mengusai dan bermuhasabah terhadap dirinya".

Baca Juga

Allah SWT juga menyuruh kita bergegas untuk mendapat ampunan-Nya dan syurga-Nya yang seluas langit dan bumi, diperuntukkan-Nya bagi orang-orang yang bertakwa (QS Ali Imran:133).

Kehidupan dunia merupakan cobaan atau ujian dari Allah SWT bagi umat manusia. Dalam Alquran disebutkan, kehidupan dunia ini adalah untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang paling baik amalnya (QS al-Kahfi: 7). Alquran juga menyatakan, kehidupan dunia ini adalah permainan, senda gurau, perhiasan, dan (ajang) adu kemegahan manusia (QS al-Hadid: 20).

Dalam menjalani kehidupan di dunia ini kita bergelut dan berpacu dengan waktu. Dan bagi seorang Muslim, waktu sangat penting artinya. Bahkan dalam QS Al 'Ashr: 1-3, Allah SWT bersumpah dengan waktu.

Hal itu menunjukkan, betapa kita harus mempergunakan waktu hidup di dunia ini untuk beriman dan beramal saleh. Terlebih, dalam ayat tersebut dinyatakan, semua manusia akan merugi kecuali mereka yang beriman dan beramal saleh, serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Kita pantas merenungi diri: apakah waktu-waktu kita yang telah berlalu-dan tidak mungkin akan kembali itu, kita isi dengan amal perbuatan yang baik dan tidak melanggar hukum Allah?

Apakah waktu-waktu kita justru diisi dengan amal yang melanggar perintah Allah, atau mengabaikan dan melupakan perintah dan larangan-Nya? Apakah waktu-waktu yang kita lalui telah kita isi dengan amal saleh, ataukah dengan kesia-siaan bahkan kemaksiatan? Na'udzubillah.

sumber : Hikmah Republika oleh ASM Romli
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement