REPUBLIKA.CO.ID, SHAH ALAM -- Masjid dan rumah ibadah non-Muslim di beberapa kawasan di Selangor, Malaysia kini dijadikan titik transit tidak resmi pengumpulan bantuan dari berbagai pihak. Pengumpulan dilakukan sebelum bantuan ini disalurkan kepada korban banjir.
Di beberapa masjid, surau dan kuil ditemukan beberapa bangunan ini juga terendam. Tetapi, pengurus setempat segera membersihkan bangunan setelah air banjir surut.
Wakil Ketua Masjid Taman Sri Muda Al-Falah Seksi 25, Mohd Noor Awang, mengatakan segala bentuk bantuan dan informasi donasi yang diterima akan disebarluaskan melalui Whatsapp kepada warga. “Apapun yang disumbangkan kami terima dan akan kami informasikan di grup komunitas. Bagi yang membutuhkan perlengkapan dapur, pakaian bayi dan wanita, dan sebagainya bisa datang dan mengambilnya,” ujar pria berusia 56 tahun ini.
Dilansir di Bernama, Senin (27/12), ia juga menambahkan di kawasan Taman Sri Muda yang terkena banjir ada dua masjid dan enam surau. Di Kampung Labohan Dagang, ditemukan situasi yang sama ketika semua masjid dan surau yang terkena banjir digunakan untuk menyimpan barang-barang bantuan bagi para korban banjir.
Pengurus Masjid Al Mutmainnah Nor Azni Sanot mengatakan saat ini masjid yang telah dibersihkan digunakan sebagai pusat distribusi makanan tidak resmi. Hal ini dilakukan karena pusat bantuan banjir terdekat tidak dapat menampung semua barang yang disumbangkan.
Ia mengatakan, saat ini banyak sekali pembuangan pakaian bekas. Namun, yang dibutuhkan para korban banjir saat ini adalah kasur, bantal, sajadah dan mushala serta perlengkapannya.
Berdasarkan pantauan Bernama di beberapa lokasi di desa, ditemukan warga yang sedang melakukan pembersihan rumah-rumah mereka. Bahkan, Menteri di Departemen Perdana Menteri (Fungsi Khusus) Datuk Abdul Latif Ahmad juga terlihat membantu para korban banjir di Kampung Labohan Dagang.
Sementara itu, berbagai macam bantuan diterima oleh Vihara Sri Maha Mariamman, Taman Sri Muda. Masyarakat dari berbagai ras datang membantu membersihkan area pura dan membagikan barang-barang bantuan.
Menurut bendahara Kuil Sri Maha Mariamman, M. Sukumaran, bencana banjir ini menyatukan komunitas multi-ras. "Saya tidak tahu dari mana semua bantuan ini datang hari ini. Ada Melayu, China, dan semua orang datang membantu membersihkan kuil kami dan juga mendistribusikan bantuan kepada orang-orang di sini. Orang-orang tanpa memandang ras dan agama saling membantu," kata dia.
https://www.bernama.com/en/general/news.php?id=2037830