REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muktamar Wahdah Islamiyah ke- IV resmi ditutup pada Rabu (22/12). Hasil muktamar telah menetapkan Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah, Ketua Dewan Syariah, Ketua Dewan Syuro, dan Ketua Dewan Pengawas Keuangan yang baru periode 2021-2026. Berbagai organisasi kemasyarakatan Islam pun berharap dengan kepengurusan yang baru, Wahdah Islamiyah bisa membuat berbagai terobosan untuk kemaslahatan umat Muslim Indonesia.
Ketua Umum Pengurus Besar Al Jam'iyatul Washliyah, KH. Masyhuril Khamis mengapresiasi pelaksanaan muktamar Wahdah Islamiyah yang ke-IV dapat berjalan dengan lancar. Masyhuril mengatakan secara organisasi Al Washliyah sering bersinergi dengan Wahdah Islaminyah dalam berbagai kegiatan untuk kemaslahatan umat. Ia berharap kepengurusan Wahdah Islamiyah yang baru dapat lebih memperkuat kerjasama untuk memajukan umat dan bangsa.
"Kita menyampaikan tahniah (selamat), secara organisasi kita juga selalu bersinergi untuk membangun dakwah, pendidikan, sosial, untuk kemajuan agama dan bangsa. Kami berharap kerjasama yang sudah terjalin, tetap berlangsung dan semakin kita kuatkan untuk mendorong kemajuan di negeri kita khususnya dari sisi pembinaan akhlakul karimah kepada generasi kita," kata kiai Masyhuril kepada Republika beberapa waktu lalu.
Kiai Masyhuril mengatakan banyak persoalan keumatan yang dihadapi Wahdah Islamiyah, Al Washliyah dan ormas Islam lainnya. Mulai dari dekadensi moral hingga perubahan yang terjadi akibat pesatnya kemajuan teknologi. Hal itu menurutnya menjadi tantangan bagi ormas-ormas Islam untuk bisa menyesuaikan dakwah dan tidak menutup diri dengan perkembangan zaman. Pada sisi lain, menurutnya ormas Islam harus terus menjaga Islam Wasathiyah, dengan membangun sinergitas antara ulama dan umara untuk membangun Indonesia semakin kuat kedepannya.
Wakil Ketua Umum Persatuan Islam (PERSIS), KH. Jeje Zainuddin juga menyampaikan selamat kepada Wahdah Islamiyah yang telah sukses menggelar muktamar. Ia berharap produk-produk muktamar Wahdah bermaslahat untuk umat dan bangsa. Menurutnya tantangan dakwah yang dihadapi ormas Islam ke depan semakin berat dan kompleks. Terutama dalam mengawal akidah dan moralitas umat manusia.
"Untuk menghadapi tantangan perubahan zaman yang banyak didominasi oleh paham-paham materialisme, hedonisme, liberalisme, hingga ateisme, tentu saja seluruh ormas dakwah Islam harus bersatu padu dan bekerjasama bahu membahu mengangkat harkat martabat umat yang banyak tertinggal dalam berbagai aspek. Baik itu pada aspek sumberdaya insani, penguasaan ekonomi, penguasaan teknologi, dan pendayagunaan sumber daya alam serta kelestarian lingkungan," katanya.
Kiai Jeje mengatakan perjuangan melalui bidang dakwah, pendidikan dan pengembangan sumberdaya manusia untuk membangun ketahanan akidah, ibadah, dan akhlak serta muamalah Islamiyah, untuk mewujudkan umat yang berkualitas dan berdaya saing tinggi mutlak perlu ditingkatkan dan di profesionalkan. Diantaranya melalui profesionalisme kepemimpinan dan tata kelola organisasi ormas itu sendiri.
Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (IKADI), KH. Ahmad Khusyairi Suhail juga berharap keputusan-keputusan yang dihasilkan dalam muktamar Wahdah Islamiyah dapat memberikan perbaikan bagi umat dan bangsa.
"Selama ini IKADI bersinergi dengan Wahdah Islamiyah sebagai motor penggerak Wasthiyyah Islam (Islam Moderat) di Indonesia. Dan tentu, kita mengajak seluruh elemen bangsa untuk konsisten dengan konsensus berbangsa dan bernegara (Al Mitsaq Al Wathani), tidak membenturkan Islam dan umatnya dengan Pancasila, serta senantiasa mengingat dan menghargai jasa Pahlawan, Ulama dan Ormas dalam memerdekakan dan membangun NKRI," katanya
Kiai Kusyairi mengatakan ormas Islam berkepentingan merawat dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dari berbagai ideologi dan paham yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Selain dari itu persoalan moral dan ekonomi perlu diselesaikan bersama-sama.
"Semoga kehadiran Wahdah Islamiyah, IKADI dan ormas-ormas Islam lain dapat memberikan kontribusi positif dalam mengantarkan Indonesia menjadi negara yang maju dan tangguh, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," katanya.