Rabu 22 Dec 2021 05:55 WIB

Mualaf Sulthon, Murtad dan Kembali Bersyahadat: Saya Rindu Islam

Mualaf Sulthon sangat terkesan dengan makna tauhid

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Mualaf Sulthon sangat terkesan dengan makna tauhid.
Foto:

Anton muda sempat tertarik. Tambahan pula, ia sudah terlanjur kesal dengan poligami yang dilakukan ayahnya. Dalam bayangannya waktu itu, apa yang dilakukan bapaknya adalah seturut dengan ajaran Nabi SAW sehingga dirinya merasa wajar membenci Rasulullah SAW. Padahal, belakangan ia memikirkan lagi, poligami yang diperbuat sang ayah jauh dari tuntunan Islam.

Maka mulai saat itu, Anton meninggalkan agama Islam. Ia pun semakin intens berinteraksi dengan para penganjur sekte non-Islam tersebut. Selama murtad, ia mengaku, tidak pernah melakukan ibadah yang menyembah benda-benda empiris, semisal patung. Intinya, tetap keyakinannya bahwa hanya ada satu Tuhan, tetapi yang dinafikannya ialah kenabian Rasulullah Muhammad SAW.

Kembali berislam

Anton merahasiakan keyakinan barunya dari keluarga, terutama ayah dan ibu kandungnya. Ketika kembali ke rumah, ia tetap menunjukkan diri masih Muslim. Misalnya, shalat sesudah azan berku mandang atau ikut berpuasa saat Ramadhan.

Yang tidak mereka ketahui, ia telah memiliki orang tua angkat, yakni pihak yang meng ajarkannya sekte tersebut. Dari orang tua asuh itu, Anton menerima kesempatan untuk bersekolah lagi. Bagaimanapun, jurusan yang diambilnya berfokus pada syiar aliran non-Islam tersebut "Saya bahkan menjadi pembimbing maha siswa yang meneliti tentang agama tersebut, ucapnya mengenang.

Secara finansial, kehidupannya mulai membaik dari bulan ke bulan, tahun ke tahun.Keadaan itu ternyata tidak juga menen teramkan batinnya. Hatinya kian terasa kosong walaupun terus berusaha ditutup-tutupi.

Baca juga : Kepala Polisi Baru Dearborn Jadi Muslim Pertama Pimpin Departemen

Sejak 2001, Anton mulai tertarik pada topik perbandingan agama. Ia kian rajin mengkaji kitab-kitab, yakni Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, dan juga Alquran. Namun, pengaruh dari lingkungannya tetap saja kuat. Bahkan, pada suatu hari ia kedapatan sedang membakar semua mushaf Alquran dan kitab- kitab hadis yang dimilikinya sejak masih anak-anak.

Ayah dan ibu kandungnya lantas mengeta hui hal itu. Keduanya sangat sedih begitu menyadari, putranya itu sudah keluar dari Islam. Mereka pun mencari-cari cara agar Anton kembali menjadi Muslim.

Tanpa diminta pun, sebenarnya Anton saat itu sedang melakukan pencarian spiri tual. Ia yakin betul, agama yang benar pasti lah menenangkan batin individu yang memeluknya. Dan, saat itu batinnya masih saja resah.

"Pernah saya tinggal menumpang dengan seorang fotografer yang ternyata anggota ormas Islam tertentu. Melihat ID card(kartu keanggotaan) dia, sempat muncul rasa rindu untuk kembali ke Islam walaupun saya tidak tertarik dengan organisasi dia," kenangnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement