Selasa 21 Dec 2021 07:35 WIB

Palestina di Ambang Normalisasi Israel-Arab Saudi

Normalisasi yang sebenarnya akan mustahil selama wilayah Palestina diduduki.

Rep: Umar Mukhtar/Dea Alvi Soraya/ Red: Ani Nursalikah
Palestina di Ambang Normalisasi Israel-Arab Saudi. Warga Palestina menikmati matahari terbenam di pantai, di Kota Gaza, Sabtu, 4 Desember 2021. Pantai ini merupakan salah satu dari sedikit ruang publik terbuka di kota padat penduduk ini.
Foto:

Al-Mouallimi menekankan perlunya komunitas internasional menjalankan tanggung jawabnya untuk memaksa Israel menghormati keputusan komunitas internasional supaya mengakhiri pendudukannya atas tanah Arab di Palestina, Dataran Tinggi Golan, dan Lebanon. Dia juga mengatakan, kebijakan pembangunan pemukiman dan ekspansi kolonial yang dilakukan otoritas pendudukan Israel di tanah Palestina sudah cukup untuk menghancurkan kemungkinan hidup berdampingan secara damai.

Dia menegaskan, posisi Arab Saudi tetap tidak berubah dalam mendukung perjuangan Palestina dan rakyat Palestina. "Posisi resmi dan terbaru Saudi adalah  kami siap menormalisasi hubungan dengan Israel segera setelah Israel menerapkan elemen inisiatif perdamaian Saudi yang dipresentasikan pada 2002," ujarnya.

Normalisasi tidak hanya pembentukan hubungan diplomatik resmi dan pertukaran pejabat tingkat atas antar negara, tetapi juga keterlibatan orang ke orang secara luas. Di masa lalu, Israel menormalkan hubungan dengan beberapa negara Arab seperti Maroko, Oman, Qatar dan Tunisia, yang semuanya memiliki kantor komersial di negara tersebut.

Namun, jika dilihat realisasinya, tidak satupun dari mereka bertahan dan tidak ada normalisasi orang-ke-orang yang terjadi. Misalnya, sudah 42 tahun sejak perjanjian damai Mesir-Israel ditandatangani, namun normalisasi orang-ke-orang tidak pernah ada dan hubungan antara Mesir dan Israel tetap cukup dingin.

Situasi yang sama berlaku untuk perjanjian damai Israel-Yordania 1994, di mana hubungan antarwarga dijanjikan tetapi tidak pernah ada dalam kenyataan. Sebagian besar penduduk Yordania, termasuk generasi baru yang lahir di era perdamaian, terus menentang normalisasi dengan Israel.

Dalam kondisi demikian, normalisasi dengan Israel di kawasan itu hanya bisa datang melalui penerimaan di lapangan oleh masyarakat Arab pada umumnya, utamanya ketika keadilan ditujukan kepada orang-orang Palestina, berakar pada perdamaian, dan jaminan hak asasi manusia mereka terjamin. Jika tidak, normalisasi tidak akan pernah bisa menjadi normalisasi.

photo
Ketegangan Israel dan Unesco - (Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement