REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Senat Amerika Serikat (AS) telah menunjuk Muslim untuk menjabat sebagai Duta Besar untuk Kebebasan Beragama Internasional. Hal ini menjadi sebuah langkah bersejarah, sebab Rashad Hussain jadi Muslim AS pertama yang diangkat untuk posisi tersebut.
Pria berusia 42 tahun itu dinominasikan oleh Presiden AS Joe Biden pada Juli 2021. Hussain memenangkan persetujuan Senat dalam perolehan suara 85 berbanding lima pada Kamis lalu, menjadikannya Muslim Amerika pertama yang mengemban jabatan tersebut.
Dia pernah menjabat sebagai Utusan Khusus AS untuk Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Utusan Khusus untuk Komunikasi Kontraterorisme Strategis, dan Wakil Penasihat Gedung Putih selama pemerintahan Barack Obama. Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), organisasi hak-hak sipil dan advokasi Muslim terbesar di AS, menyambut baik pengumuman tersebut pada Jumat lalu.
"Ini adalah hari bersejarah bagi komunitas Muslim Amerika dan bangsa kita," kata Wakil Direktur Eksekutif CAIR Edward Ahmed Mitchell dalam sebuah pernyataan, dilansir di TRT World, Senin (20/12).
"Kami yakin dia akan membela kebebasan beragama dari semua komunitas yang terancam oleh kefanatikan di seluruh dunia, termasuk Muslim Uighur yang menghadapi genosida yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Partai Komunis China," tambahnya.
Sementara itu, Komisi Kebebasan Beragama Internasional AS memuji konfirmasi Hussain untuk mengisi jabatan tersebut. "Dengan pengetahuan dan pengalamannya selama bertahun-tahun, Duta Besar Hussain berada di posisi yang tepat untuk memajukan promosi kebebasan beragama internasional oleh pemerintah AS," kata Ketua Komisi Kebebasan Beragama Internasional Nadine Maenza, dalam sebuah pernyataan.
We welcome the Senate’s confirmation of Rashad Hussain to be the next Ambassador at Large for International Religious Freedom! Look forward to welcoming him to the team very soon! pic.twitter.com/ciPgSsmTjO
— Office of International Religious Freedom (@StateIRF) December 17, 2021