REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan, Budawan Betawi.
Peristiwa diplomasi pertama terjadi ketika Raden Fatah dari Majapahit diangkat oleh Ottoman Turki pada tahun 1478 sebagai Khalifah Tanah Jawa. Bedakan dengan "raden" Pate yang menyerang Demak pada tahun 1539, dan ditewaskan Raja Pambekel Pasuruan pada tahun 1540.
Sejak tahun 1518 terjadi pembicaraan diplomatik antara pihak Sunda Kalapa yang diwakili Syahbandar Wa Item dan Mundari Patih Majakatera, didampingi Samyam kepercayaan Prabu Siliwangi selaku avalis, dengan Portugis Malaka yang diwakili orang-orang kepercayaan Laksmana d'Albuquerqe. Perundingan bahas investasi Portugis untuk pemindahan pelabuhan Kalapa, karena yang lama diterjang rob. Perundingan pertama di Malaka, yang kedua di istana Pabaton, Bogor, yang ketiga penanda tanganan perjanjian 23 Agustus 1521 berikut pemancangan padrao (monument stone) di Jacaterra, Jakarta.
Pada tahun 1682 Sultan Banten Keane Hebbee, dikenal sebagai Tirtayasa, menunjuk seorang Duta Besar untuk Inggris. Lithografi di atas dari British Museum. Sultan Keane Hebbee, atas, yang bawah Pak Dubes. Tampaknya beliau dubes pertama dan terakhir.
Perundingan dengan Portugis dengan bahasa Porto. Syahbandar Kalapa Wa Item dapat berbahasa Porto. Dubes Inggris berkomunikasi dengan English.
Komunikasi Raden Fatah dengan Ottoman mestinya dengan bahasa Arab.
Itulah sejarah diplomasi Indonesia sudah sejak abad XV. Mestinya sekarang sudah mateng donk.