REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Halaqah Kajian Islam Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Pusat di Kantor PBNU Pusat Jakarta merekomendasikan agar umat Muslim di Tanah Air menggunakan produk dalam negeri yang telah tersertifikasi kehalalan oleh MUI.
"Banyak yang kami soroti, bahwa semua produk yang dikonsumsi oleh umat Islam ini harus dipastikan kehalalannya dan yang menjamin tentu institusi yang diakui dalam hal ini MUI," kata kiai Misbahul Munir kepada Republika.co.id, Rabu (15/12).
Menurut kiai Misbah, salah satu yang menjadi sorotan dalam halaqah Aswaja adalah pengetatan penggunaan alat tes PCR dan antigen dari luar negeri. Sejauh ini, menurut kiai Misbah, belum ada pembahasan tentang kehalalan alat tes PCR dan antigen dari luar negeri.
"Kami menyikapi ini karena banyaknya produk PCR dan antigen bebas dari luar negeri dari mana-mana dan tidak ada jaminan apa pun. Mereka nyelonong. Padahal sesederhana apa pun, sekecil apapun harus ada kepastian. Ini kan masuk ke dalam hidung. Selama ini yang dipersoalkan adalah vaksin. Walaupun tidak menyatu ke dalam tubuh tapi dimasukkan sampai ke tenggorokan," katanya.
Halaqah Kajian Islam Aswaja Pusat juga dihadiri KH Ahmad Shodiq (Wakil Panglima Santri), KH Mastur (Dewan Masjid Indonesia/DMI), Gus Imad (LDPBN), Gus Asif (Sekjen Aswaja Center), M Taufik Rusidi (Ketua Umum Koperasi Jasa Usaha Kerja Kesejahteraan Masyarakat), Ustadz Fahruddin, dan Ustadz Yusep Koma. Kiai Misbah mengatakan sertifikasi halal merupakan salah satu bentuk pemenuhan kewajiban negara dalam memberi perlindungan kepada warga negaranya. Hal ini menjadi penting mengingat jumlah penduduk Muslim di Indonesia mencapai lebih dari 87 persen.
Kiai Misbah juga mendukung penuh program pemerintah melalui kementerian perdagangan dalam upaya mengedepankan penggunaan produk-produk lokal. Menurutnya, hal itu akan berdampak positif bagi peningkatan penyerapan tenaga kerja lokal.
“Kami para ulama meminta pemerintah agar mengedepankan produk alat kesehatan lokal. Kita sebagai anak bangsa harus bangga dengan produksi dalam negeri. Kalau kita mengandalkan produk impor, itu tidak memberikan benefit bagi ekonomi kita. Malahan yang terjadi kemudian, banyak pengangguran karena produk lokal kita tidak terserap di pasar," jelasnya.