REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dorongan dan dukungan Nahdliyin akar rumput di sejumlah daerah agar KH Asad Said Ali maju sebagai ketua umum dalam Muktamar ke-34 NU terus mengalir.
Salah satunya datang dari Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kabupaten Barru Sulawesi Selatan, Irham Djalil.
Menurut dia, konsep kemandirian Kiai Asad patut diperhitungkan. Dia berharap, Kiai Asad bisa membuat NU menjadi organisasi yang benar-benar mandiri dan maju.
"Konsep yang diusung Kiai Asad konsep kemandirian NU. Sesungguhnya itu yang dicari-cari warga Nahdliyin sekarang ini, baik di NU kultural maupun NU struktural. Kita ini berharap sebenarnya ada kemandirian NU," ujar Irham saat dihubungi , Senin (13/12).
Dia yakin Kiai Asad akan membuat organisasi NU menjadi lebih baik lagi ke depannya. Dengan konsep kemandirian yang diusung Kiai Asad, kata dia, warga nahdliyin tidak perlu lagi untuk meminta bantuan dana kepada pihak-pihak lain.
"Jadi kalau ke mana-mana gak perlu tenteng proposal minta-minta. Itu adalah bagian dari kemandirian. NU ini tidak perlu ada kekuatan luar yang bisa mempengaruhi NU," ucap Irham.
"Saya lihat ini kalau Kiai Asad usungannya seperti itu ya ini sangat luar biasa. Dan ini saya kira harus diapresiasi warga NU maupun NU struktural," imbuhnya.
Irham memang menyayangkan nama Kiai Asad Said Ali yang baru diusung bekalangan ini untuk maju sebagai calon alternatif Ketum PBNU.
Kendati demikian, menurut dia, tidak ada kata terlambat demi kemandirian NU di masa mendatang.
"Tapi, meskipun agak terlambat startnya, kalau Nahdlyin ini, khususnya struktural ini mau menggunakan nurani, tidak ada kata terlambat. Karena ini kan belum juga Muktamar," kata Irham.
Dia mengatakan, sudah menjadi rahasia umum bahwa sekarang ini ada dua kubu yang akan maju pada Muktamar ke-34 di Lampung, yaitu kubu KH Said Aqil Siraj dan KH Yahya Cholil Staquf. Karena itu, dia khawatir pada Muktamar nanti akan terjadi kekacauan.
Jika terjadi kekacauan, lanjutnya, maka Kiai Asad bisa menjadi alternatif untuk memimpin NU ke depan. "NU ini organisasi besar yang sudah bertahun-tahun mengkader. Kalau buntu kiri dan buntu kanan, harus ada alternatif dan alternatif itu bukan ban serep," jelas Irham.
Dia pun mengaku senang jika banyak kader NU yang akan maju sebagai calon Ketum PBNU pada Muktamar tahun ini. Menurut dia, hal itu akan menunjukkan bahwa NU tidak pernah kekurangan kader pemimpin.
"Saya senang kalau misalnya banyak kader-kader NU yang tampil bersiap-siap untuk memegang estafet kepemimpinan. Itu berarti kalau NU itu tidak kekurangan kader. Oleh karena itu, tidak ada kata tadah cari kiri-kanan, harus sudah siap dari awal. Saya kira Kiai Asad ini yang bisa menangkap peluang ini," jelas Irham.