Meskipun tidak ada permintaan dari pihak pesantren, umat agama Buddha tetap sukarela menyediakan tempat parkir dan minuman seadanya. Kesadaran seperti inilah yang perlu dimiliki oleh semua umat beragama di Indonesia untuk menjaga persatuan.
Widya mengatakan, ketika ada sebuah kegiatan besar memang perlu untuk melibatkan semua unsur agama yang ada di sekitar Sungai Nibung. Misalnya, ketika beberapa waktu lalu ada kegiatan yang mengundang seorang ustaz untuk berceramah di Sungar Nibung, umat dari berbagai agama datang untuk membantu.
“Artinya, kegiatan itu harus sering dimajukan lagi, lebih sering diadakan lagi. Mudah-mudahan kedepannya kami punya rencana untuk mengadakan kegaiatan-kegiatan yang melibatkan berbagai unsur agama, misalnya di bidang olahraga,” jelasnya.
Kerja sama antarumat beragama di bidang olahraga tersebut sudah diwacanakan sejak beberapa tahun lalu sebelum datang pandeminya Covid-19.
Namun, setelah adanya Covid-19, kegiatan kerja sama antarumat beragama mulai berkurang. Jangankan kegiatan antarumat beragama, kegiatan di internal agama masing-masing pun tidak bisa dilakukan.
“Jadi untuk mengantisipasi penularan Covid-19, kami meniadakan sementara kegiatan-kegiatan yang bersifat kerumunan. Jadi, untuk antar umatnya sejauh ini belum bisa dilaksankan dnegan baik, tapi sudah ada wacana untuk melakukan kegiatan yang bersifat antarumat beragma,” katanya.
Kegiatan kerja sama antarumat beragama ini juga perlu ditularkan kepada generasi muda. Karena, menurut dia, pemahaman generasi muda masih jauh berbeda dengan pemahaman generasi tua, khususnya tentang toleransi.
Untuk menanggulangi Covid-19 sendiri, menurut dia, antarumat beragama di Kuala Tungkal juga saling mengingatkan untuk selalu menjaga protokol kesehatan di tempat ibadah masing-masing.
Baca juga: Brasil Kini Punya Kota yang Jadi Destinasi Wisata Halal
Menurut Widya, ketika merayakan hari-hari besar, tempat ibadah juga bekerja sama dengan Satgas Covid-19.
“Kami berharap kedepannya semoga di Kuala Tungkal ini tetap terjaga kerukunannya, dan bahkan kalau memungkinkan bisa solid lagi, sehingga tidak mudah dipecahbelah dan diprovokasi,” jelas Widya.
Kecamatan Tungkal Hilir memang menjadi satu daerah yang dijadikan potret kerukunan umat beragama di Indonesia.