Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Islam Kantor Wilayah Kementrian Agama Povinsi Jawa Tengah, Imam Buchori menyampaikan, para pengajar maupun birokrat pemerintah sudah harus berkomitmen kepada nilai-nilai kebangsaan dengan menguatkan karakter moderasi beragama.
Maka penting untuk memastikan terlebih dahulu nilai- nilai kebangsaannya. “Caranya dengan menguji terlebih dahulu sebelum mereka menjadi pribadi- pribadi yang berpengaruh. “Baik sebagai seorang guru maupun birokrat di pemerintahan,” ungkapnya.
Dia juga mengimbau kepada semua guru maupun pengajar untuk tidak mudah tertarik dengan isu- isu khilafah, yang sampai dengan saat ini, juga masih berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Maka, menurutnya, untuk meningkatkan mutu pendidikan harus dipastikan terlebih dahulu komitmennya kepada kebangsaan. “Karena itu bagian dari fondasi yang harus dibangun kokoh oleh guru maupun yang lainnya,” tambah Imam.
Sementara itu, P3SN, Khaidar Tantowi mengatakan survei yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2020 lalu mengungkapkan bahwa pintu masuk gerakan ekstrimisme melalui kaum milenial jenjang SMA dan SMK.
Belajar dari hasil survei tersebut, penting membuat berbagai kebijakan guna ‘membentengi’ generasi muda bangsa, khususnya di lingkungan sekolah dengan memperkuat karakter moderasi beragama.
Untuk itu, juga penting membumikan berbagai kegiatan moderasi beragama dengan menyasar para guru/ pengajar PAI yang ada di sekolah (lembaga pendidikan) di tingkat SMA/ SMK sederajat.
Sehingga para guru dapat membentengi warga sekolahnya untuk tidak terpapar radikalisme dan esktrimisme. “Selain itu guru juga bisa mengajak cinta Tanah Air, memperkokoh nilai kebangsaan maupun nasionalisme,” ujar Khaidar.
Untuk itu, kegiatan Peningkatan Kapasitas Moderasi Beragama Guru PAI memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung pendidikan tentang Islam di negeri ini.
Sebab, kegiatan ini para guru/ pengajar, diharapkan, akan dapat memberikan dampak nyata terhadap sikap moderasi beragama. “Sehingga nantinya akan dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki sikap toleransi yang kuat,” kata dia.