Banyak unggahan yang dinilai menyinggung telah dihapus pada Ahad lalu. Unggahan yang tetap beredar sebagian besar tampaknya menyoroti penderitaan Muslim yang menjadi sasaran serangan.
Salah satu unggahan oleh seorang jurnalis India yang berbasis di Delhi, yang diterbitkan pada hari kejadian tanpa disertai foto atau rekaman dan disorot dalam dokumen polisi bertuliskan, "Tripura terbakar!" Serangan bulan lalu membuat negara bagian Tripura dalam siaga tinggi. Pasukan keamanan menjaga masjid dan polisi melarang pertemuan lebih dari empat orang. Tripura sendiri dipimpin oleh partai Bharatiya Janata pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi.
Para pemimpin komunitas Muslim minoritas India mengatakan mereka semakin menjadi sasaran serangan dan ancaman dengan sedikit kesempatan untuk meminta bantuan resmi sejak partai nasionalis Hindu berkuasa pada 2014. Sebuah pernyataan dari koalisi kelompok Muslim India, pada Sabtu, mengatakan pemerintah negara bagian belum memulai tindakan besar apa pun terhadap mereka yang melakukan kekerasan.
"Para petugas polisi yang tidak mencegah kekerasan itu juga harus menjadi subjek penyelidikan dan tindakan harus diambil terhadap mereka," kata koalisi kelompok Muslim India.
Polisi Tripura di media sosial mereka mengatakan gambar-gambar dari kekerasan yang beredar di media itu palsu. “Orang-orang tertentu dengan menggunakan ID media sosial palsu menyebarkan berita/rumor palsu di Tripura. Diinformasikan situasi hukum dan ketertiban di negara bagian tersebut benar-benar normal,” kata polisi di Twitter.