Selasa 09 Nov 2021 05:15 WIB

Kisah Oryx Bangkit dari Kepunahan Setelah 40 Tahun

Oryx adalah satwa endemik Arab yang sempat dinyatakan punah dari alam liar.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Kisah Oryx Bangkit dari Kepunahan Setelah 40 Tahun
Foto:

“Ini baru saja meninggalkan populasi Selatan yang berbasis di sekitar Empty Quarter, Arab Saudi tenggara dan perbatasan UEA dan Oman. Kemudian pada 1960-an, itu turun dan turun,” kata Mallon.

Operasi Oryx, yang mencakup Dana Margasatwa Dunia dan Kebun Binatang Phoenix di AS, didirikan untuk membentuk kawanan di penangkaran untuk mempersiapkan diri memperkenalkan mereka kembali ke alam liar. “Mereka menangkap beberapa dari mereka dari populasi selatan di Yaman di perbatasan dengan Oman dan membawa mereka kembali ke Kebun Binatang London. Kemudian, ada pasangan yang disumbangkan dari penguasa Arab Saudi saat itu, dan mereka dibawa ke Kebun Binatang Phoenix di Arizona yang memiliki iklim gurun yang sama, dan mereka membangun kawanan dunia ini,” kata Mallon.

Ia menambahkan ini memberikan harapan untuk hewan gurun. Konservasi hewan yang terancam punah adalah tren yang berkembang di Kerajaan. 

Dalam studi “Konservasi di Arab Saudi: Pindah dari Strategi ke Praktik,” yang diterbitkan dalam Saudi Journal of Biological Sciences pada 2018, penulis mencatat ada “keberhasilan konservasi yang ditandai” di Kerajaan tidak hanya kijang Arab, tetapi dua lainnya, yakni spesies yang terancam punah: kijang pasir dan kijang arab.

Laporan itu menambahkan Otoritas Margasatwa Saudi, yang didirikan pada 1986, telah memperkenalkan beberapa langkah untuk mencegah pemburu liar dan faktor-faktor lain yang secara negatif mempengaruhi populasi spesies yang terancam punah.

Namun, Mallon mengatakan tantangan bagi kijang Arab tetap ada. “Yang dibutuhkan adalah melanjutkan upaya penangkaran untuk melanjutkan pengembangbiakan hewan, melanjutkan situs reintroduksi yang ada dan mempertahankan upaya regional dan kolaborasi di seluruh Semenanjung Arab. Ini penting untuk memaksimalkan keragaman genetik dan mengurangi risiko perkawinan sedarah,” katanya.

https://www.arabnews.com/node/1433756/middle-east

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement