Sektor pariwisata Lebanon, yang merupakan penggerak utama ekonomi Lebanon dalam beberapa tahun terakhir, juga mengalami keruntuhan besar. Ekonomi Lebanon sangat bergantung pada turis Teluk hingga arus turis dari negara-negara Teluk terhenti pada 2015 karena alasan keamanan.
Hingga saat itu, wisatawan Saudi menduduki puncak volume belanja di Lebanon dengan porsi 16 persen dari total belanja wisatawan pada umumnya. Arab Saudi juga merupakan donor utama bantuan ke Lebanon selama periode antara 1990 dan 2015 dan itu sangat besar jika dibandingkan dengan kontribusi Iran ke negara itu.
Menurut sebuah laporan internasional, volume bantuan langsung dan tidak langsung Saudi ke Lebanon melebihi 70 miliar dolar AS selama periode tersebut dan ini mewakili investasi, bantuan, hibah dan hadiah, pinjaman lunak dan deposito di bank. Sementara kontribusi Iran kepada pemerintah Lebanon tidak melebihi 100 juta dolar AS, paralel dengan pemberian 200 juta dolar AS per tahun kepada Hizbullah.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa investasi Saudi di Lebanon berjumlah sekitar 6 miliar dolar AS selama periode antara tahun 2004 dan 2015, selain ekspor Saudi ke Lebanon pada 2014 sebesar 415,4 juta dolar AS. Kerajaan mentransfer deposit keuangan sebesar satu miliar dolar AS selama perang 2006.
Al-Ajlan juga menekankan Arab Saudi telah memberikan dukungan yang murah hati kepada pemerintah Lebanon untuk meningkatkan ekonominya dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya selama beberapa dekade. Dan itu tidak pernah terhenti dari posisi apa pun untuk mendukung Lebanon dan rakyatnya.
"Tetapi pemerintah Lebanon bereaksi terhadapnya dengan dukungannya terhadap aksi teroris tanpa mempertimbangkan menjaga hubungan dan kepentingan bersama," tambahnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
