Senin 08 Nov 2021 21:52 WIB

Mahkamah Agung AS akan Sidangkan Kasus Pengintaian Muslim

Muslim AS merasa dilecehkan selama 15 tahun terakhir.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Mahkamah Agung AS akan Sidangkan Kasus Pengintaian Muslim
Foto:

Wakil direktur fakultas pada Pusat Hukum dan Kebijakan Imigrasi di UCLA, Ahilan Arulanantham mengatakan selama satu dekade yang mencakup tiga pemerintahan kepresidenan, garis pertahanan pemerintah terhadap gugatan itu tetap sama. Arulanantham akan berargumen atas nama Fazaga, Malik dan Abdelrahim di Mahkamah Agung pada Senin.

"Posisi pemerintah selama ini, 'Kami tidak (memantau) orang semata-mata karena agamanya'. Apa pun yang kami beri tahu Anda sama sekali akan membahayakan keamanan nasional dan karena itu tidak dapat dibagikan kepada siapa pun, bahkan pengadilan secara rahasia. Posisi pemerintah adalah: 'Maaf, tetapi Anda harus mempercayai kami'," kata Arulanantham.

Pengacara ini mengatakan proses Mahkamah Agung dapat berdampak baik secara simbolis dan doktrinal. Menurutnya, ada sangat sedikit pertanggungjawaban untuk sejarah panjang diskriminasi terhadap Muslim Amerika sejak 9/11, dan kasus ini memberi mereka kesempatan langka untuk itu. "Secara doktrinal, bagi pengadilan untuk mengatakan bahwa ada mekanisme di mana pemerintah dapat dimintai pertanggungjawaban ketika terlibat dalam diskriminasi atas dasar agama, bahkan dalam konteks keamanan nasional, akan sangat penting," kata Arulanantham.

Hingga saat ini, FBI dilindungi dari langkah memberikan laporan lengkap tentang kegiatan pemantauannya di Kalifornia Selatan. Akan tetapi, telah dikonfirmasi dalam proses pengadilan yang tidak terkait bahwa Craig Monteilh bekerja sebagai informan untuk agen tersebut di beberapa masjid di Orange County pada 2006 dan 2007.

Menurut dokumen pengadilan, FBI menyatakan mereka tidak terlibat dalam praktik yang tidak konstitusional dan melanggar hukum dan mereka melakukan tindakan investigasi yang terukur secara wajar sebagai tanggapan terhadap bukti yang kredibel tentang potensi aktivitas teroris. Perincian lain datang dari catatan dari para jamaah dan anggota masyarakat yang melakukan kontak dengan Monteilh, serta laporan panjang Monteilh sendiri tentang pekerjaannya sebagai informan.

Gugatan 2011 mengatakan Monteilh, atas perintah penanganan FBI-nya, merekam video dan audio berjam-jam di dalam masjid, di pertemuan keagamaan, di dalam rumah orang, menyebarkan jaring yang luas dan sering tanpa pandang bulu dengan menyusup ke berbagai kelompok di berbagai lembaga Islam. Penyusupan itu sangat menyakitkan bagi Fazaga, yang sebagai pemimpin terkemuka hanya beberapa bulan sebelumnya menjadi moderator pertemuan komunitas dengan kepala kantor FBI di Los Angeles, Stephen Tidwell.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement