REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengasuh Pondok Pesantren Dar Al-Qur'an Kebon Baru Arjawinangun di Cirebon, Prof KH Ahsin Sakho Muhammad, menyampaikan harapannya terhadap para petinggi Nahdlatul Ulama (NU) di masa yang akan datang.
Menjelang Muktamar ke-34 NU di Lampung pada 23-25 Desember 2021, Kiai Ahsin berharap petinggi NU menjaga akhlaqul karimah (akhlak mulia) di masa yang akan datang.
"Saya harapkan akhlak yang karimah itu bisa dilakukan oleh para petinggi NU di masa yang akan datang, semoga ini bisa tercapai," kata Kiai Ahsin saat diwawancarai Republika.co.id, Rabu (3/11).
Kiai Ahsin mengatakan, NU sebagai organisasi besar yang menaungi kaum Nahdliyin. Namun tujuan NU bukan hanya untuk kaum Nahdliyin, melainkan untuk menciptakan Indonesia yang damai, sejuk, dan terus mengibarkan panji-panji Pancasila.
Dia berharap visi dan misi NU terus berdengung, siapapun pimpinan NU-nya. Dia mengingatkan, NU adalah organisasi yang moderat, ingin menciptakan kondisi yang sejuk, damai, dan memiliki hubungan yang baik dengan pemerintah serta masyarakat. Sehingga NU bisa menciptakan suasana Islam dan kehidupan yang kondusif.
Kiai Ahsin juga mengatakan, NU mengusung ukhuwah wathaniyah, insaniyah dan ukhuwah lainnya. Ukhuwah artinya persaudaraan, maka ukhuwah penuh dengan kasih dan sayang. Sehingga NU tidak membeda-bedakan orang lain karena agama, adat istiadat, dan yang lainnya.
"Kalau mau berbuat baik kepada orang lain jangan ditanya dulu orang itu agamanya apa, kalau mau berbuat baik ya berbuat baik saja, ini sesuai dengan yang ada di dalam Alquran," ujarnya.
Tokoh NU ahli tafsir ini menyampaikan, menurut Alquran, kriteria orang baik adalah mereka yang selalu memperhatikan orang lain tanpa membeda-bedakan latar belakangnya. Sementara, orang Nahdliyin selalu mengikuti perintah Allah dan Rasulullah SAW. Kemudian mengikuti perintah ulama yang menjadi penerus para Nabi.
"Ini perlu kita renungkan bersama, Nabi sudah tidak ada lagi, penerus Nabi adalah para ulama, ulama itu orang yang membacakan perkataan Allah dan Rasulullah, inilah yang ingin kita tampakan bahwa nahdliyin adalah orang yang mengusung nilai-nilai yang ditinggalkan oleh Nabi pada masa lalu," jelasnya.
Dia menegaskan, nilai-nilai yang ditinggalkan Nabi di antaranya keteladanan, keikhlasan, pengorbanan dan kasih sayang kepada orang lain. Itu yang perlu diusung di masa sekarang ini. Karena dengan akhlaqul karimah itu merupakan suatu dakwah.
"Dakwah di zaman sekarang menciptakan generasi yang memiliki akhlaqul karimah, tujuan Nabi diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak, saya harapkan akhlak yang karimah itu bisa dilakukan oleh para petinggi NU di masa yang akan datang," kata Kiai Ahsin.
Sebelumnya, Sekretaris Steering Committee (SC) Muktamar NU ke-34, KH Asrorun Niam Sholeh, menyampaikan, telah melaksanakan rapat perdana pada Rabu (27/10) sore. Rapat dipimpin Ketua SC KH M Nuh dan Sekretaris SC Kiai Asrorun bersama Ketua Organizing Committee (OC) KH Imam Aziz dan Sekretaris OC KH Syahrizal.
"Salah satu hasil rapatnya adalah, Muktamar tetap dilaksanakan di Lampung dan dilaksanakan secara hybrid (daring dan luring)," jelas Kiai Asrorun.
Kiai Asrorun mengatakan, terkait pelaksanaan Muktamar NU ke-34 di Lampung, panitia berkoordinasi dengan pemerintah. Khususnya koordinasi terkait dengan pengendalian Covid-19.
Dia menerangkan, hasil rapat memutuskan Muktamar NU ke-34 dilaksanakan secara hybrid yakni secara daring dan luring. Skenarionya Muktamar dipusatkan di tiga tempat. Pembukaan Muktamar di Pesantren Darus Saadah dan diikuti peserta di lokasi, di UIN Raden Intan Lampung, dan Universitas Malahayati.