REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Sebuah penelitian dilakukan di Amerika Serikat oleh UC Berkeley, berkaitan dengan hak perempuan Muslim di sana. Studi ini dilakukan untuk memahami keterkaitan Islamofobia dan bentuk pandangan dunia terhadap mereka.
Dua peneliti, Elsadig Elsheikh dan Basima Sisemore, memutuskan melakukan survei nasional yang mengambil sudut pandang bagaimana Muslim di Amerika Serikat hidup dengan Islamofobia, sembari mendokumentasikan pengalaman kolektif dan menyuarakan pandangan mereka. Temuan ini lantas disampaikan dalam sebuah laporan berjudul "Islamophobia Through the Eyes of Muslims".
Sekitar 3,45 juta Muslim tinggal di Amerika Serikat, dimana wilayah Teluk San Francisco memiliki konsentrasi Muslim terbesar, berjumlah 250 ribu orang atau sekitar 3,5 persen dari total populasi wilayah tersebut.
Elsheikh mengatakan studi ini penting dan berfungsi menjelaskan prasangka dan diskriminasi terhadap Muslim di Amerika Serikat tidak dipahami dengan baik. “Islamofobia memiliki sejarah panjang. Itu tidak muncul setelah 9/11, tetapi 9/11 memperkuatnya,” katanya dikutip di Sfexaminer, Selasa (19/10)
Di sisi lain, Sisemore merasakan keresahan ketika mengetahui hasil survei menyatakan Islamofobia lebih mempengaruhi wanita Muslim Amerika Serikat daripada pria Muslim Amerika.
Sebanyak 1.123 Muslim yang tinggal dan bekerja di Amerika Serikat disebut mengikuti survei ini. Lebih dari 60 persen responden adalah imigran dan sebagian besar merupakan lulusan perguruan tinggi yang fasih berbahasa Inggris. Sebanyak 42 negara bagian diwakili dalam survei ini, dimana hampir sepertiganya peserta berasal dari California.
Sebagian besar Muslim di Amerika dalam survei ini percaya wanita lebih berisiko mengalami Islamofobia daripada kelompok lain. Hal ini masuk akal, mengingat wanita Muslim, khususnya mereka yang mengenakan jilbab atau niqab, terlihat lebih jelas sebagai praktisi agama Islam.
Baca juga : Cara Hulagu Khan Eksekusi Al Mutashim dan Mitos Terkait