Senin 18 Oct 2021 17:58 WIB

Tentang Isu Regenerasi Jelang Muktamar NU

Regenerasi menjadi salah satu isu hangat seputar Muktamar ke-34 NU

Regenerasi menjadi salah satu isu hangat seputar Muktamar ke-34 NU. Ilustrasi Muktamar NU
Foto:

Oleh : Freelance journalist, pemerhati isu sosial dan politik.

NU dan kebutuhan regenerasi  

Merujuk definisi NU sebagai jam’iyyah diniyyah ijtima’iyyah, dakwahnya tidak hanya di bidang keagamaan, melainkan juga sosial kemasyarakatan yang mencakup segala lini kehidupan manusia.

Peran keagamaan NU dengan prinsip Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah, khususnya para ulama pesantren sejak dulu memang mampu memberikan solusi konkret bagi problematika kemasyarakatan dan kebangsaan (Ahmad Fathoni, NU Online, 2021).  

Di era kemajuan teknologi perubahan sosial berlangsung begitu cepat. Ditambah terjadinya pandemi Covid-19 yang melanda nyaris semua negara di dunia, menjadikan tantangan yang dihadapi NU semakin kompleks.

Situasinya semakin pelik karena desakan pengusung ideologi transnasional dengan propaganda radikalismenya yang belum kendur, menjadikan peran NU yang memang sudah memproklamirkan politiknya untuk keharmonisan seluruh elemen bangsa menjadi tambah tidak mudah. 

Pembaruan organisasi memang mutlak diperlukan. Pertanyaannya, bagaimana NU sebagai sebuah organisasi menyikapi tantangan itu?  

Apabila regenerasi dimaknai pergeseran dari tua ke muda, kita ulas hal ini dengan melihat susunan struktur kepengurusan PBNU masa khidmad 2015 - 2020 yang sebenarnya sudah menempakkan sosok-sosok “muda” di dalamnya. 

Lihat saja bagaimana Helmy Faishal Zaini sudah ditempakkan sebagai Sekretaris Jenderal di usianya yang tergolong muda. Ada juga jajaran ketua yang dalam kesehariannya memiliki panggilan “Gus” karena usianya, seperti Aizzudin Abdrurrahman, Juri Ardiantoro, Andi Najmi Fuaidi, hingga Robikin Emhas. 

Tidak cukup di struktur pengurus harian, di lembaga-lembaga di dalam organisasi NU saat ini banyak sosok muda, seperti KH  Muhammad Nur Hayid di Lembaga Dakwah, dr Makky Zamzami dan Citra Fitri di Lembaga Kesehatan, atau Ahmad Sudrajat di Lembaga Amil Zakat dan Shodaqoh (NU Care) yang pada prosesnya digantikan Abdul Ro’uf.  

Sementara jika regenerasi dimaknai transformasi organisasi yang semakin maju mengikuti perkembangan zaman, kita bisa melihat bagaimana dakwah NU kini sudah turut memanfaatkan teknologi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement