Ahad 17 Oct 2021 14:15 WIB

Dari Wakaf, Masjid Aktivitas Dakwah Berkembang

Masjid Al-Majid dibangun menggunakan dana wakaf.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Suasana Masjid Al-Majid Dompet Dhuafa di Jalan Baturaja (Lintas Sumatera), Bukit Kemuning, Lampung Utara, Kamis (14/10). Masjid yang berdiri di tanah wakaf seluas lebih dari satu hektare ini telah menjadi kebanggaan masyarakat sekitar, Nantinya bukan hanya Masjid, juga akan menjadi kawasan tempat masyarakat sekitar untuk membangun peradaban.Prayogi/Republika.
Foto:

Ismeth menambahkan, keluarganya melihat Dompet Dhuafa sebagai lembaga yang selalu tepat sasaran dalam menyalurkan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf (Ziswaf). Sehubungan dengan itu, ia memilih Dompet Dhuafa untuk menjadi nazhir dari tanah yang diwakafkannya.

Ismeth juga berharap, suatu saat nanti, tanah yang diwakafkannya dapat membantunya di kehidupan setelah kematian. Dia juga sangat mendukung aktivitas dakwah yang semakin hari semakin mengalami perkembangan dan kemajuan setelah Masjid Al-Majid berdiri.

Ia mengungkapkan, di Indonesia mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Berdasarkan hasil sebuah survei jumlah Muslim sekitar 85 persen dari populasi penduduk Indonesia. "Tapi yang bisa baca Alquran tidak sampai 20 persen (jumlahnya), yang mengerti baca Alquran sesuai dengan makna dan mengamalkannya mungkin tidak sampai 20 persen (jumlahnya), di sekitar sini cukup banyak yang tidak mengerti Alquran," ujarnya.

Pengurus Masjid Al-Majid, Ustaz Muammar Khairullah, menyampaikan, di masjid ini ada banyak program untuk anak-anak kecil, remaja, ibu-ibu dan bapak bapak. Di masjid ini dibentuk ikatan remaja Masjid Al-Majid, majelis taklim ibu-ibu, majelis taklim bapak-bapak, dan pusat belajar mengaji Masjid Al-Majid untuk anak-anak usia empat sampai 15 tahun.

"Artinya kegiatan di masjid ini sudah merangkul semua usia, setiap hari akan selalu ada kegiatan," ujarnya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement