REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesantren yang berada di wilayah perbatasan negara berjumlah sekitar 520 pesantren. Namun, pada tahun ini, Kementerian Agama (Kemenag) hanya bisa memberikan bantuan untuk 33 pesantren perbatasan.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag Waryono Abdul Ghofur mengatakan Kemenag hanya bisa menyalurkan bantuan kepada 33 pesantren tersebut karena keterbatasan anggaran. Karena itu, menurut dia, proses pemberian bantuan itu juga dilakukan proses seleksi.
“Diantaranya karena memang ketersediaan anggaran. Kedua, kita juga seleksi karena dari sekian ratus pesantren perbatasan kondisinya berbeda-beda,” ujar Waryono kepada Republika.co.id, Rabu (13/10).
Kendati demikian, menurut dia, Kemenag tetap berupaya membantu ratusan pesantren di wilayah perbatasan. Bahkan, ia terus melakukan koordinasi dengan pihak kementerian/lembaga lain untuk membantu memberikan fasilitas, misalnya tekait jaringan internet maupun listrik.
“Kami komunikasi juga dengan Kominfo, PLN agar mereka (ratusan pesantren di perbatasan) terlayani,” ucapnya.
Dia pun berharap, 520 pesantren di wilayah perbatasan tersebut bisa terlayani semua hingga 2024. Namun, menurut dia, masalahnya saat ini Kemenag sedang terkena refocusing anggaran.
“Jadi harapannya mudahan-mudahan tidak ada refocusing. Kedua, mudah-mudahan ada tambahan anggran di tengah perjalanan sehingga kemudian banyak pesantren yang terfasilitasi sarana dan prasarananya,” katanya.