REPUBLIKA.CO.ID, HYDERABAD -- Materi pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) yang ditujukan untuk siswa kelas 8 di Telangana, India mendapat kecaman keras karena menggambarkan citra teroris yang memegang senjata dan Alquran. Gambar tersebut merupakan bagian dari rangkaian gambar lain yang hadir dalam bab berjudul Gerakan Nasional - Tahap Terakhir 1919-1947.
Sementara gambar yang tersisa menggambarkan pejuang kemerdekaan India seperti Gandhi dan Nehru sebagai pahlawan melawan kekuasaan kerajaan Inggris. Citra teroris yang hadir tidak hanya tidak cocok dengan bab ini, tapi dengan liciknya menyatukan Islam dan terorisme sebagai satu kesatuan. Ini diperparah dengan fakta buku yang sudah direvisi oleh pemerintah.
Aktivis Mahasiswa Syaikh Aslam pertama kali menunjukkan hal ini dari buku saudaranya. Buku ini, kata dia, mempermalukan para siswa, guru, dan masyarakat Muslim serta akan mengarah pada kehancuran persatuan negara.
Menanggapi ini, ia akan menuntut terhadap oknum yang menulis dan menyetujui buku ini. Materi studi tersebut telah diterbitkan oleh penerbit VGS yang menyiapkan hal berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh pemerintah negara bagian.
Dilansir The Siasat Daily, Senin (27/9), Presiden Negara Organisasi Mahasiswa Islam (SIO) Talha Fayazuddin juga merilis pernyataannya tentang masalah ini pada Sabtu. Dia mengatakan buku ini telah menciptakan dan menyebarkan pandangan stereotip dan kebencian terhadap komunitas tertentu kepada siswa kelas 8.
Baca juga : Buku Pelajaran di India Ajarkan Islamofobia kepada Siswa
“Menunjukkan seseorang yang memegang pistol di tangan kanannya dan Alquran di tangan kirinya adalah konten yang diskriminatif dan penuh kebencian yang merusak kerukunan, persatuan, dan integritas masyarakat,” kata Fayazuddin.
SIO menuntut kementerian pendidikan mengambil tindakan terhadap perilaku propaganda yang tidak bertanggung jawab dan memperingatkan tidak menyetujui konten yang mengganggu tersebut.