REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ketua Dewan Syura Al-Irsyad Al-Islamiyyah KH Abdullah Jaidi mengatakan, organisasi masa dan kemasyarakatan(ormas) Islam Al-Irsyad Al-Islamiyyah ini berdiri pada 15 Syawal 1332 H bertepatan dengan 6 September 1914 M di Batavia/Jakarta.
Dengan pendirinya adalah Almaghfurlah Syekh Ahmad bin Mohammad Assurkati. "Organisasi ini bergerak dalam pendidikan, dakwah, dan sosial," tutur KH Abdullah Jaidi kepada Republika.co.id, Sabtu(4/9).
Kiai Abdullah mengatakan, keanggotaan ormas ini adalah warga negara Indonesia yang beragama Islam. Dalam kiprahnya Al-Irsyad Al-Islamiyyah telah punya kontribusi besar dan telah banyak berkontribusi untuk umat, bangsa, dan negara.
"Khususnya dalam bidang pendidikan dam mencerdaskan bangsa dengan tersebarnya sekolah-sekolah kita di seantero wilayah Indonesia," ujarnya.
Al-Irsyad juga kontribusi dalam bidang dakwah dalam menjaga akidah umat dan penanaman faham Islam wasathiyah, Islam yang moderat, dan religius yang penuh tasamuh dan toleransi.
Kiai Abdullah menegaskan, peran Al-Irsyad Al-Islamiyyah tidak diragukan lagi sebagai himayatul/menjaga ummah dan shadiqul hukumah/patner pemerintah di dalam menjaga keutuhan umat dan bangsa. "Namun tetap menegakkan amar dan nahi anil munkar dengan cara yang bijak dan baik," katanya.
Lebih dari itu bahwa Al-Irsyad adalah ormas yang tidak berafiliasi kepada partai politik manapun dan tidak terlibat dalam politik praktis. Tetapi dalam rangka menyatukan umat dan bekerja sama di dalam rangka izzatul Islam wal Muslimin Al-Irsyad selalu terdepan. "Kita berada dalam wadah MUI bersama-sama ormas yang lain, karena visi, misi MUI sesuai dengan kita," katanya.