"Kalau hanya berfungsi seperti itu, maka nanti itu sering buka tutup, maka harus ada plusnya. Masjid harus ada fungsi kemanusiaan, khususnya saat pandemi ini belangsung," kata Bisri.
Menurut Bisri, usaha untuk menyelesaikan masalah pandemi harus dalam bentuk lahir dan batin. Usaha lahir dengan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 sedangkan batinnya melalui doa. Kedua hal ini perlu disatukan sehingga masjid harus menjadi penggeraknya.
Pada aspek batin, tim gerakan membuat kegiatan doa dan zikir untuk warga sekitar masjid. Lalu untuk aspek lahir, tim menyelenggarakan edukasi atau kajian tentang Covid-19. Melalui cara ini, Bisri berharap masyarakat bisa memahami tentang bahaya Covid-19 dan cara menanggulanginya.
Jika masyarakat bisa tahu tentang Covid-19, maka mereka nantinya dapat menjaga diri masing-masing. Dari sini, warga nantinya dapat beribadah dengan aman dan nyaman. "Jadi nanti ada prokesnya, kita akan edukasi tentang Covid-19 dan bagaimana cara mencegahnya," ucapnya.
Pada kegiatan gerakan ini, Bisri memastikan, timnya turut melibatkan tenaga kesehatan (nakes). Keterlibatan ini perlu dilakukan apabila kasus Covid-19 di lingkungan masjid semakin parah. Dengan cara ini, maka masalah tersebut akan diurus secepat mungkin oleh Puskesmas masing-masing.