Kamis 22 Jul 2021 17:54 WIB

Penyoal Muadzin Idul Adha dan Pentingnya Literasi Beragama

Ini perspektif keilmuan agama tentang muadzin dalam shalat Idul Adha

Muadzin (ilustrasi)

Oleh : Asrorun Niam Sholeh, Pengurus MUI

Dalam tradisi keagamaan kita, orang yang adzan biasa juga disebut sebagai Bilal. Padahal, Bilal itu adalah nama orang yg biasa melakukan seruan. Dan itu tidak jadi masalah juga dari sisia gama. 

Kalau orang mau usil, itu juga bisa jadi obyek bullying. Tetapi, penamaan itu kan yang paling penting adalah maksudnya bisa dipahami.

Itu tidak terkait dengan pokok ajaran agama, jadi tidak patut diributkan. Bahkan, sekalipun di telinga sebagian kita tidak lazim, penyebutan istilah tersebut adalah memiliki basis argumentasi keagamaan. 

Karenanya, energi kita perlu dicurahkan untuk hal-hal besar dan strategis, khususnya langkah dan kntribusi dlam penanggulangan covid. Jangan habiskan energi untuk hal remeh, tidak substansial, dan narasi kebencian. Itu tdak baik. 

Terakhir, diskusi tentang muadzin dalam shalat id ini harus dijadikan momentum untuk membagusi diri dalam beragama, dengan kelengkapan ilmu agama.

Semangat beragama itu harus, tapi tidak cukup hanya semangat. Semangat menjalankan agama harus disertai dengan pemahaman ilmu agama agar kita tidak terjebak pada ketersesatan akibat beragama tanpa ilmu. 

Wallahu A'lam bi al-Shawab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement