Rabu 21 Jul 2021 05:25 WIB

Mayoritas Muslim Australia Pernah Alami Diskriminasi

Diskriminasi paling sering terjadi ketika berurusan dengan penegakan hukum.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Mayoritas Muslim Australia Pernah Alami Diskriminasi. Anggota komunitas Muslim pergi setelah merayakan liburan Islam Idul Adha di Masjid Auburn Gallipoli di Sydney, Australia, 31 Juli 2020. New South Wales telah memberikan pengecualian bagi 400 orang untuk berkumpul di sebuah masjid di Sydney barat untuk merayakan Idul Fitri Idul Adha adalah yang paling suci dari dua hari libur Muslim yang dirayakan setiap tahun, itu menandai ziarah tahunan Muslim (Haji) untuk mengunjungi Mekah, tempat paling suci dalam Islam. Muslim menyembelih hewan kurban dan membagi daging menjadi tiga bagian, satu untuk keluarga, satu untuk teman dan kerabat, dan satu untuk orang miskin dan yang membutuhkan.
Foto:

Pengacara Sydney, Mona El Baba, yang mengenakan jilbab bahkan tidak bisa menghitung berapa kali dia disebut "bajingan". “Pada banyak kesempatan, ketika saya hanya berjalan-jalan melakukan hal saya sendiri, saya mengalami rasialisme atau kefanatikan secara acak. Saya disebut teroris, saya telah mengancam mereka akan 'memotong kain dari kepalaku,'” katanya.

El Baba pernah dihalangi oleh seorang guru sekolah menengah untuk mengambil studi hukum karena dia hanyalah seorang Muslim "bodoh" yang akan menjadi ibu rumah tangga. "Dia berkata kepada saya, 'Jika ibu saya melihat Anda sekarang, dia akan meludahi Anda karena Anda mengenakan jilbab.' Saya ingat itu sampai hari ini karena itu berpengaruh pada saya,"ungkapnya.

Bertahun-tahun kemudian, ketika diwawancarai oleh firma hukum papan atas, dia diberitahu dia akan sukses tetapi mereka khawatir apakah dia akan cocok dengan budaya klien karena dia mengenakan jilbab. El Baba mengatakan ada banyak informasi yang salah tentang Muslim di Australia. Hal ini dipicu oleh media.

Saya pikir orang-orang perlu diberi tahu tentang realitas umat Islam di negara ini. “Seperti kebanyakan orang Australia lainnya, kami pekerja keras, kami memiliki keluarga, kami hanya ingin melanjutkan kehidupan kami sehari-hari,"tuturnya.

Orang-orang yang diwawancarai untuk laporan tersebut mengatakan ada sedikit perhatian yang diberikan pada kontribusi yang dibuat oleh komunitas Muslim seperti amal untuk korban kebakaran hutan dan makanan untuk petugas kesehatan garis depan selama pandemi. Namun, tetap dengan persepsi yang sering dibingkai di sekitar kesalahpahaman agama.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement