Berasal dari kota Urumqi, ibu kota wilayah Xinjiang Uighur, Asiaya meninggalkan China pada 2003 untuk belajar di Jepang. Terakhir kali dia mengunjungi kampung halamannya pada 2010. Setelah adanya tindakan keras, ia terpaksa melarikan diri dan menyaksikan saudaranya berada di kamp pendidikan.
“Saya belum melihat ibu saya sejak meninggalkan China pada 2010. Jika saya menelepon keluarga saya, saya khawatir orang China akan membawa mereka ke kamp pendidikan,” ucap dia.
Parlemen AS, Kanada, dan Belanda menyebut tindakan China terhadap Uighur sebagai bentuk genosida. Sementara AS telah menjatuhkan sanksi pada beberapa pejabat China. Sampai saat ini China menolak tuduhan genosida dan memperingatkan negara-negara Barat tidak ikut campur dalam urusan internalnya.
https://www.middleeasteye.net/news/china-uighurs-hundreds-rally-uk-embassy-plight-muslim-minority