Kamis 24 Jun 2021 05:15 WIB

Bahasa Belanda Administratif di Muhammadiyah

Bahasa Belanda dipakai karena makna kemodernan yang dibawanya.

Bahasa Belanda Administratif di Muhammadiyah
Foto:

Beberapa di antaranya ialah kantoor (kantor), directeur (direktur), administratie (administrasi), administratuuren (maksudnya administrateuren, para administrator), verslag (laporan), bord (papan tulis), telefoon (telepon), dan penningmeester (bendahara). Menggunakan istilah-istilah semacam ini oleh Muhammadiyah memperlihatkan pandangan lembaga ini bahwa kantor bukan hanya sekedar tempat bekerja, melainkan sebuah organisasi modern yang mesti dikelola secara profesional, dengan pembagian kerja yang rapi, serta fungsi-fungsi yang berbeda bagi setiap orang. Dengan demikian, pekerjaan bisa lebih produktif sekaligus mudah untuk dievaluasi.

Jurnalisme modern di Indonesia mendapat pengaruh besar dari Eropa dan khususnya Belanda. Jurnalisme Muhammadiyah awal juga tak luput dari pengaruh ini, setidaknya dari segi istilah kewartawanan (mengingat dari segi isi ataupun penampilan sudah pasti berbeda dibandingkan dengan media cetak yang dikeola orang Belanda tulen maupun Indo-Eropa).

Beberapa istilah jurnalistik yang kerap muncul di tengah warga Muhammadiyah, khususnya yang berkaitan dengan jurnalisme, ialah redacteuren (para redaksi), advertentie (advertensi), reclame (iklan), cor[r]espondentie (korespondensi), notulen (notula/catatan tentang jalannya rapat), dan verslaggever (reporter).

Pemakaian sejumlah istilah yang diambil dari bahasa Belanda tak sekadar hanya meminjam kata saja, melainkan juga ilmu tentang pengelolaan administrasi secara modern yang memang diinisiasi oleh Belanda. Di sisi lain, hal ini juga menunjukkan bahwa hingga taraf tertentu di antara warga Muhammadiyah yang berpendidikan ada yang memahami bahasa Belanda, setidaknya untuk keperluan praktis dan keilmuan.

Namun, untuk pembicaraan sehari-hari warga Muhammadiyah di era 1920an tidak memakai bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar. Yang dipakai adalah bahasa Melayu, yang kemudian dikenal sebagai bahasa Indonesia.

Sumber: Majalah SM Edisi 18 Tahun 2019

https://suaramuhammadiyah.id/2021/06/18/bahasa-belanda-administratif-di-muhammadiyah/

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement