Selasa 22 Jun 2021 10:30 WIB

Bagaimana Muhammadiyah Dulu Mengorganisir Kongres?

Mengadakan suatu kongres akbar hingga berhasil adalah sebuah pencapaian tersendiri.

Bagaimana Muhammadiyah Dulu Mengorganisir Kongres?. Kongres Muhammadiyah di masa lalu.
Foto:

Subkomite ketiga, usaha, memiliki fungsi finansial. Mereka berusaha mendapat pemasukan dari berbagai kegiatan yang punya nilai jual, seperti pertandingan sepak bola, kuliner, dan penyewaan atau penjualan barang-barang lainnya.

Subkomite keempat, perayaan, sesuai namanya, bertugas untuk memastikan kongres benar-benar seperti sebuah perayaan: meriah, menyenangkan dan meninggalkan kesan yang dalam di benak para pesertanya. Tugas utama mereka adalah mengurus pawai, suatu kegiatan yang akan menunjukkan kebesaran Muhammadiyah secara visual ke hadapan publik. Akan ada banyak kelompok yang berpawai, mulai dari anggota Muhammadiyah hingga para pelajar.

Subkomite kelima, ‘Aisyiyah, bertanggung jawab untuk mengurus segala keperluan anggota ‘Aisyiyah di dalam kongres itu. Maka, subkomite ini memiliki sub-subkomite, yakni sub-subkomite tamu, usaha, perayaan, dapur (menyiapkan makanan untuk para tamu kongres), dan pengawasan.

Submite keenam, Hizbul Wathan, memiliki tanggung jawab memastikan ketersediaan ruangan serta, yang tak kalah vitalnya, menjaga keamanan selama kongres, baik di saat sidang berlangsung, dalam pertandingan olahraga, selama pameran, sepanjang pawai, serta di penginapan para tamu. Tugas medis (membantu peserta yang sakit) juga menjadi tugas subkomite ini.

Subkomite terakhir, pameran, berkaitan dengan proses kreatif dan presentasi hasilnya kepada publik. Maka, mereka bertugas menyediakan tempat yang sesuai dengan barang yang ditampilkan, seperti produk pertanian atau produk kriya. Penempatan produk ini harus tepat agar lahir minat audiens untuk melihat-lihat, mendapatkan kesan, dan pada akhirnya membelinya.

Secara keseluruhan, kongres Muhammadiyah ke-17 tahun 1928 sangat rumit karena harus mempertimbangkan kebutuhan sangat banyak orang. Belum lagi soal-soal teknis, misalnya ketersediaan dan kapasitas ruangan acara hingga jadwal acara. Demikian pula untuk mengelola ekspektasi publik dari sebuah kongres yang diadakan suatu organisasi yang tengah berkembang pesat di masanya. Namun, dengan pembagian tugas yang rapi dan kerelaan berpartisipasi dari para warga Muhammadiyah, kongres ini berhasil dijalankan dengan baik, dan menjadi teladan bagi pelaksaan kongres-kongres berikutnya.

Sumber: Majalah SM Edisi 17 Tahun 2019

https://suaramuhammadiyah.id/2021/06/11/bagaimana-muhammadiyah-dulu-mengorganisir-kongres/

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement