"Masjid bersejarah di era Inggris itu berada di bawah Majlis-e-Auqaf Sunni Delhi, yang menjadi Dewan Wakaf Delhi pada 1950-an," kata Bukhari.
Masjid Jama biasanya penuh jamaah saat sholat Jumat, tetapi karena pembatasan yang diberlakukan setelah pandemi Covid, orang tidak diizinkan untuk berkunjung. Imam Shahi mengatakan potongan-potongan batu pasir yang digunakan di masjid itu dijepit menggunakan pelat besi di era Mughal. Pelat ini telah menipis dan memudar seiring waktu.
"Dalam pekerjaan perbaikan sebelumnya, banyak strip besi diganti dengan pelat baja yang lebih kuat dan tidak menimbulkan korosi,” ujarnya.
Pada 6 Juni, Imam Shahi telah mengirim surat kepada Perdana Menteri Narendra Modi. Ia mendesak Modi untuk menginstruksikan ASI untuk melakukan pekerjaan perbaikan di masjid. Dalam surat itu, Bukhari mengatakan masjid yang terkenal secara internasional ini sangat membutuhkan perawatan.
Dia bersama dengan surat itu juga mengirim gambar batu-batu yang jatuh, kerusakan yang diakibatkannya, dan kondisi menara yang bobrok. "Batu bangunan banyak yang sudah bobrok dan sering berjatuhan,” demikian isi surat tersebut yang hingga kini belum mendapat tanggapan dari Modi.
"Belum, sejauh ini," kata dia.