Ia menambahkan bagian lain dari masjid juga terkena dampak badai debu. Perbaikan masjid yang menjulang tinggi telah dilakukan dari waktu ke waktu oleh Arachaeological Survey of India (ASI) sejak 1956 sebagai kasus khusus.
"Tetapi setelah kerusakan yang diderita dalam dua badai debu, struktur Masjid Jama membutuhkan perbaikan segera dan intervensi segera dari ahli purbakala dan insinyur untuk menghindari kerusakan atau kecelakaan lebih lanjut," kata Bukhari.
Dia juga menceritakan beberapa tahun yang lalu, sebagian besar batu telah jatuh dari menara yang lebih kecil di dekat Gerbang Nonor 3 masjid, tetapi untungnya, tidak ada yang terluka dalam insiden itu. Masjid era Mughal ini disebut dalam literatur lama juga sebagai 'Masjid-i-Jahanuma' (masjid yang memiliki pemandangan dunia).
Masjid dibangun sebagai masjid utama kota oleh Shah Jehan. Arsitektur serta desainnya yang rumit telah membuat ahli bangunan dan orang awam terpesona.
Setelah jatuhnya Kekaisaran Mughal pada 1857, pasukan Inggris mengambil alih daerah tersebut pasca-Pemberontakan Sepoy. Sejumlah besar bangunan di sekitar masjid yang megah itu dihancurkan.