REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Seorang pria Kanada Nathaniel Veltman (20 tahun) telah didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu percobaan pembunuhan setelah mengemudikan truk pikapnya ke sebuah keluarga Muslim. Keluarga tersebut terdiri dari dari nenek, ibu, ayah, dan putrinya.
Mereka meninggal pada Ahad malam saat Veltman menabrak truknya ke sebuah kelompok pejalan kaki di kota London, Ontario, Kanada. Satu-satunya yang selamat adalah anak laki-laki berusia sembilan tahun. Dia mengalami luka serius dan berada di rumah sakit.
Kepala Dinas Kepolisian London Steve Williams mengatakan, Senin (7/6), penyelidik percaya ini adalah tindakan yang disengaja dan para korban menjadi sasaran karena mereka Muslim. Veltman mengenakan rompi seperti pelindung tubuh ketika polisi menangkapnya di tempat parkir mal setelah dia kabur dari tempat kejadian.
Sebelumnya, Veltman tidak memiliki jejak kriminal. Saat ini, polisi masih belum tahu apakah pelaku termasuk anggota kelompok kebencian.
“Ini adalah tindakan pembunuhan massal yang dilakukan terhadap umat Islam dan berakar pada kebencian,” kata Wali Kota London Ed Holder, dikutip The Guardian, Selasa (8/6).
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menanggapi insiden tersebut dalam sebuah cicitannya. “Islamofobia tidak memiliki tempat di Kanada. Kebencian ini berbahaya dan tercela dan itu harus dihentikan,” kata Trudeau.
Dalam beberapa tahun terakhir, tercatat sejumlah kekerasan yang dialami Muslim di Kanada. Dari 2015 hingga 2019, Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM) melacak lebih dari 300 insiden, termasuk lebih dari 30 tindakan kekerasan fisik. Ini termasuk serangan senjata di Pusat Kebudayaan Islam Quebec pada 29 Januari 2017 yang menewaskan enam orang dan melukai 19 orang dalam salah satu penembakan massal paling mematikan.
CEO NCCM Mustafa Farooq mengatakan para korban dikenal sebagai anggota lama dan anggota komunitas Muslim yang penuh kasih di London. “Ini adalah serangan teroris di Kanada. Hal ini berdampak pada keresahan masyarakat. Sesuatu harus berubah untuk mengakhiri kekerasan terhadap Muslim di Kanada,” ujar dia.