REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah hiruk-pikuk kehebohan berita tentang Tes Wawasan Kebangsaan KPK yang pertanyaan-pertanyaannya terkesan membenturkan antara Islam dan Pancasila, Himpunan Dai Muda Indonesia (HDMI) menghadirkan pelatihan dai nasional guna membekali wawasan moderasi Islam. Kegiatan yang dihelat secara luring dan daring ini disponsori oleh PT Hulu Migas Jabar ONWJ.
Dalam sambutannya, Direktur Utama PT Hulu Migas Jabar ONWJ Ryan Alfian Noor menyatakan, “Pelatihan semacam ini sangat bagus untuk diadakan, agar semangat moderasi beragama bisa merata di tengah-tengah masyarakat.”
HDMI tak tanggung-tanggung, dalam kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (5/6) tersebut menghadirkan Ketua MUI Pusat KH. Cholil Nafis, Lc., M.A., Ph.D. Dalam paparan yang berjudul Urgensi Islam Wasathi bagi Dai, Kiai Cholil menyampaikan tidak perlunya dikotomi antara Islam dan Pancasila. Karena keduanya memiliki irisan nilai-nilai.
Ada 10 karakter moderat yang disampaikan oleh Kiai Cholil. Yaitu Pertengahan, Seimbang, Lurus, Toleransi, Egaliter, Musyawarah, Reformasi, Prioritas, Dinamis, dan Berkeadaban. Selain itu, Kiai Cholil juga mengingatkan bahwa dai punya beban untuk memberikan perlindungan terhadap tiga hal. Pertama perlindungan terhadap agama agar tidak terlalu ekstrim keras maupun ekstrim memudah-mudahkan. Kedua perlindungan terhadap umat agar tidak terjerumus pada aqidah yang batil, pemikiran yang rusak, akhlak yang buruk, transaksi riba, dan produk yang tidak halal.
Pelatihan yang diadakan di penghujung Syawal 1442 H ini diikuti oleh 719 peserta dari berbagai propinsi di Indonesia. Bahkan ada peserta dari luar negeri, yaitu dari Coventry, West Midlands, United Kingdom.