Dalam hal ini Abu Sulaiman berkata, "Bisakah matamu menangis dan hatimu bertafakur." Selanjutnya dikatakan, "Memikirkan masalah-masalah dunia berarti membangun hijab (tirai) untuk akhirat dan hukum bagi Ahlul wilayah.
Sebaliknya, bertafakur merenungkan akhirat dapat menimbulkan hikmah dan menghidupkan hati. Demikian juga kata Hatim, "Dengan pengalaman, bertambah pengetahuan, dengan dzikir bertambah rasa cinta. Dan, dengan bertafakur menambah rasa takwa.
Ibnu Abbas menyatakan, "Tafakur tentang kebaikan mengajak orang berbuat baik, sedangkan menyesali perbuatan jahat menyebabkan orang meninggalkannya."
Dalam salah satu kitab suci Allah berfirman. "Aku dapat menerima semua ucapan ahli pikir, sebab yang kulihat ialah niat dan tujuannya. Kalau niat dan tujuannya karena Aku, maka Aku anggap diamnya itu tafakur dan bicaranya adalah dzikir sekalipun tidak diucapkan."
Hasan Al Basri menyatakan orang berbudi selalu sadar dan berpikir sehingga hatinya menjadi sumber hikmah.