Jumat 21 May 2021 04:41 WIB

Kisah Pemuda Yahudi yang Akui Kebenaran Islam

Meski telah menyadari kebenaran Islam, Musa sadar keyakinannya itu sulit diterima.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto:

Meski telah menyadari kebenaran Islam, Musa sadar keyakinannya itu sulit diterima di lingkungannya karena semuanya Yahudi. Namun, orang tua dan kerabatnya memang sangat menghormati.

"Tetapi, saya tidak yakin bagaimana reaksi mereka jika anak mereka sendiri yang memeluk Islam. Jadi, untuk saat ini, saya tidak dapat menjalani kehidupan Islam sepenuhnya, tetapi alhamdulillah, saya bisa sholat lima waktu," ujarnya menambahkan.

"Saya bisa belajar Islam secara online, dan setidaknya saya secara terbuka bisa percaya satu Tuhan dan mengungkapkan perasaan itu. Dalam beberapa hal bisa sangat sulit. Saya menjadi lebih emosional daripada kebanyakan orang ketika saya memperdebatkan sesuatu yang melibatkan Muslim, misalnya Timur Tengah."

Misalnya, ketika Musa bicara soal Israel, keluarganya mendukung Israel dan tidak tahu kebenaran tentang apa yang terjadi pada orang Palestina. "Dan, ketika mereka berbicara tentang situasi ini, saya menjadi mudah tersinggung, terutama jika mereka mengemukakan gagasan bahwa itu adalah 'Tanah Suci Yahudi' dan 'Tanah Perjanjian'," katanya.

Musa pun belum memberi tahu orang tuanya soal dirinya yang telah mengakui kebenaran Islam. Dengan begitu, dia tidak dapat menghadiri sholat di masjid. "Seperti yang saya katakan sebelumnya, daerah saya memiliki sedikit keragaman dan semua masjid jauh. Saya tidak pernah memiliki kesempatan untuk melakukan syahadat di depan para saksi meskipun saya telah mengucapkan syahadat untuk saksi terbaik, Allah," ucapnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement