REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Masyarakat Rusia pertama kali menemukan populasi etnis Muslim Rusia pada paruh kedua tahun 2000-an. Saat itu, fakta bahwa orang Rusia mulai masuk Islam dibahas secara luas, seperti kehadiran mereka yang menonjol dalam kehidupan sipil.
Orang-orang ini, tentu saja, berasal dari semua lapisan masyarakat, dan mereka menjadi Muslim tidak hanya untuk menikahi pasangan, tetapi juga sebagai pilihan spiritual yang sadar.
Memang, keberadaan mualaf di Rusia, dengan latar belakang tradisional Ortodoks-cum-sekuler, tampak paradoks. Sejarah terorisme fundamentalis Islam baru-baru ini di negara itu, yang dimulai pada tahun 1990-an, ketika ledakan merobek blok apartemen di Moskow dan Volgodonsk, telah menyebabkan tingkat Islamofobia yang serius.
Di jalan dan secara pribadi, gadis-gadis yang memilih memakai jilbab dipandang sebagai calon teroris: orang-orang berusaha menjauh dari mereka dengan transportasi umum, dan petugas polisi sering memeriksa surat-surat mereka. Orang-orang melihat imigran dari timur sebagai Muslim — apakah mereka dulu atau bukan — dan dengan demikian merupakan elemen asing di dalam Ortodoks Rusia.