Tahun ini, pandemi masih menghadirkan tantangan untuk kembali normal, tetapi Muslim di St. Louis melakukan upaya bersama untuk menjaga tradisi mereka agar tetap hidup. Misalnya, dengan mengadakan buka puasa seadanya karena banyak masjid yang mencegah pertemuan dalam kapasitas besar.
Hal itulah yang dilakukan Umar Lee untuk tetap menemukan rasa kebersamaan selama Ramadhan. Dia adalah anggota Kelas Malam Kamis, kelompok pendukung untuk mualaf. Karena tidak menggelar acara buka puasa bersama dengan banyak Muslim lainnya, komunitas Lee bertemu setiap malam di Masjid West Florissant di Jennings untuk berbuka puasa. Mereka berkumpul di tempat parkir dan menyiapkan makanan di kap mobil lalu dibagikan ke umat Muslim yang hendak berbuka puasa.
Lee mengatakan, buka puasa di pusat-pusat kegiatan Muslim di St. Louis sungguh menarik. Muslim di kota-kota besar, seperti Washington DC, dan Dallas, cenderung pergi ke restoran sebagai gantinya. "Di St. Louis, kami memiliki tradisi buka puasa di (masjid) setiap malam secara gratis. Ini tradisi Muslim St. Louis, di masjid besar dan di masjid kecil," ungkapnya.
Dia menekankan, buka puasa gratis di masjid sangat penting bagi mereka yang miskin, bukan anggota komunitas Muslim atau yang jauh dari keluarga selama Ramadhan. Teman Lee, koki Ben Poremba dari restoran Elaia dan Olio Mediterranean, melayani makanan setiap malam secara gratis dan menyediakan makanan tambahan untuk orang lain yang membutuhkan.