Jumat 07 May 2021 04:40 WIB

Migran Suriah di Spanyol Buat Media Berbahasa Arab Pertama

Baynana dibuat untuk mematahkan stereotip negatif seputar komunitas Arab dan migran.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Migran Suriah di Spanyol Buat Media Berbahasa Arab Pertama. Migran dari Eritrea, Mesir, Suriah dan Sudan, dibantu oleh pekerja bantuan dari LSM Spanyol Open Arms, setelah melarikan diri dari Libya dengan kapal kayu berbahaya di laut Mediterania, sekitar 110 mil sebelah utara Libya, pada Sabtu, 2 Januari, 2021.
Foto:

Al-Ghareeb dan kawan-kawan menyadari kenyataan ini dan sulitnya proses birokrasi. Database Informasi Suaka Dewan Eropa menemukan bahwa waktu pemrosesan rata-rata untuk aplikasi suaka di Spanyol pada 2018 adalah 473 hari. Aplikasi Suriah membutuhkan waktu rata-rata 288 hari untuk diproses, dengan 505 hari untuk Afghanistan dan 633 hari untuk Irak.

Dalam beberapa tahun terakhir, berita palsu di Spanyol semakin banyak digunakan sebagai alat untuk menjelekkan dan menyerang pengungsi dan migran, khususnya migran Arab dan Muslim. Menurut laporan Disinformasi, Minoritas Agama, dan Ujaran Kebencian yang diterbitkan tahun lalu, antara 2017 dan 2020, organisasi pemeriksa fakta Maldita Migración mengidentifikasi 321 item migrasi dan berita palsu terkait agama.

Sebanyak 168 di antaranya secara eksplisit didasarkan pada migrasi dan 129 hanya didasarkan pada agama, dengan 70 persen di antaranya menargetkan Islam secara langsung. Di Spanyol, misinformasi yang menargetkan populasi migran dan pengungsi adalah yang paling umum.

Misinformasi ini merepresentasikan imigran sebagai orang yang melakukan kekerasan atau penjahat yang membahayakan masyarakat dan tidak tertarik untuk berintegrasi. Kementerian Dalam Negeri Spanyol menemukan kasus kebencian Islamofobia telah meningkat 120 persen mengutip 103 kasus, sedangkan organisasi independen Citizen Platform Against Islamophobia mencatat 546 kasus pada 2017 saja.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement