Selasa 04 May 2021 12:53 WIB

Guru Berkostum Badut Mengajar Mengaji di Panti Asuhan

Guru berkostum badut mengajar mengaji secara sukarela di panti asuhan

Yahya Edward Hendrawan (38) ditemani anak nya Mirza (6) mengenakan kostum badut mengajar mengaji di Yayasan Darussalam An-Nur, Pinang, Tangerang, Jawa Barat, Kamis 29 April 2021. Mengajar ngaji menggunakan kostum badut bertujuan untuk memotivasi anak-anak agar tetap semangat belajar sekaligus untuk menghibur anak didiknya.
Foto:

Mendapat cibiran

Namun usaha dia untuk menyemangati anak-anak dalam belajar dan membaca buku tak selalu berjalan mulus. Dia juga mendapat cibiran bahkan dari anggota keluarganya.

Menurut Yahya, ayahnya merasa malu saat dia memakai kostum badut untuk mengajar.

“Kalau ngajar, ngajar aja engga usah pakai make up badut begitu, bikin malu,” kenang dia saat meniru ayahnya.

Sambutan kurang baik juga datang dari istri Yahya, Evi Susanti (37). Evi sempat menyarankan Yahya untuk memiliki profesi lain apa pun asalkan bukan badut. Namun Yahya yakin mereka hanya tak terbiasa, kelak juga akan menerima.

Setelah berbulan-bulan, ayah dan istrinya mulai menerima Yahya mengajar dengan berkostum badut. Saat ini, pria yang memiliki dua anak tersebut merasa lega karena mendapat dukungan dari orang-orang terdekat. Apalagi ayahnya menerima dia sebelum meninggal dunia.

Berbagai cibiran juga datang dari para tetangga. Menurut Yahya tetangganya ini menganggap dia hanya mencari perhatian belaka.

“Ngapain pake badut begitu banyak gaya, palingan cuma cari perhatian,” tiru Yahya.

Kesulitan lain juga harus dia hadapi saat sepinya panggilan badut untuk tampil di berbagai acara. Sudah satu bulan Yahya tak terima panggilan tersebut. Otomatis pemasukan juga tak dia miliki.

Yahya yang sebelumnya berprofesi sebagai office boy ini, mematok tarif Rp 400 ribu untuk satu kali tampil di sebuah acara. Saat sedang ramai panggilan, dia bisa tampil dua kali di hari Sabtu dan Minggu.

Namun sudah sebulan dia bergantung kepada warung kecil-kecilan yang dibuat istrinya. Istri Yahya setiap hari membuat kue, gorengan hingga jus buah. Yahya biasa menawarkan makanan-makan ini ke tetangga-tetangga.

Dia mengatakan, bahkan pernah meminjam uang sebesar Rp 20 ribu ke tetangganya untuk hadiah saat dia mengajar di panti asuhan.

Meski jalannya tak selalu mulus, Yahya bertekad tak akan berhenti untuk mengajar dengan sukarela. Tujuannya agar dia bisa bermanfaat bagi sesama.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement