Kamis 15 Apr 2021 11:29 WIB

Kisah Gurkha, Pusthun: Amerika Tergusur dari Afghanistan?

Kisah Amerika tergusur dari Afghanistan.

Rep: muhammad subarkah/ Red: Muhammad Subarkah
Pasukan Taliban masa kini.
Foto:

Dan, bila melihat kelihatan mental para pendudukung Mujahidin juga kini terbukti tak beda dengan Legiun Gurkha. Selain punya kemampuan fisik alami yang tanggung sebegai tentara kelas satu, mereka juga akar sejarah sebagai suku penempur nomor wahid dunia.

Apa sejarah yang tercatat dan terwariskan itu? Jawabnya, para suku-suku itulah yang pada zaman Romawi dulu berhasil menahan gempuran tentara Iskandar Zulkarnain (Alexander The Great) pulang dan mengakhiri petualangan ekspansinya di India.

Nah, ketika mereka akan melawati suku yang kini dikenal dengan sebutan 'Pusthun', mereka harus balik ke Eropa. Mereka akhirnya gigit jari, dan seabad silam ekpspansi Eropa juga sempat hadir kembali.

Pada abad modern ini petualangan itu dicoba diulangi oleh Kaisar Jerman Adolf Hitler yang sibuk mengacak-acak wilayah anak benua Idoa itu untuk mencari ras Arya yang asli. Usaha ini pun gagal total. Hitler gigit jari.

EXCLUSIVE: Gurkha Brigade faces the axe as defence cuts continue | UK |  News | Express.co.uk

Keterangan foto: Ratu Inggris Elizabeth menginspeksi Legiun Gurkha.

                       ***

Pada masa pandemi Covid-19 yang melanda dunia, tanda-tanda kesentosaan suku-suku penempur di perbatasan Afghanistan dan Pakistan muncul kembali. Tentara sekutu pimpinan Amerika Serikat ternyata lunglai. Keloyoan mereka seperti mengulang kisah tragis kala dibantai tentara Vietkong dalam perang Vietnam pada dekade 1970-an. Amerika tampaknya akan menyusul nasib Uni Soviet yang secara hina terusir dari Afghanistan pada tahun akhir 1980-an.

Fenomena ini jelas menjadi bukti, bila bala tentara Amerika Serikat terbukti hanya menang di film dan tumpul ketika berperang dalam masa panjang menghadapi perang gerilya. Keperkasaan dalam menyerbu secara kilat dengan merontokkan Sadam Husein di kawasan itu tak terbukti. Mereka hanya mampu efektif berperang secara keroyokan.

Dan, memang sama dengan perang di Vietnam, bala tentara Amerika Serikat dan barat pun mengalami frustrasi berat. Rakyatnya mulai menentangnya karena para ibu mereka hanya bisa meratapi kepulangan putranya yang dipaketkan dalam peti mati sebagai mayat.

Keunggulan peralatan perang mereka terbukti takluk di tangan legiun yang mempunyai spirit  tinggi, baik secara alami, spiritual, maupun bekal 'kegemilangan' sejarah.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement