IHRAM.CO.ID, -- Membayangkan Taliban dan Afghanistan hari-hari ini menjadi hal yang di luar nalar. Apalagi terkait pernyataan komandan militer distrik Balkh, Baryalai, yang mengatakan Taliban kini menguasai Afghanistan.
Dia memang berkata singkat dan tegas bila pasukan superporwer Amerika Serikat bersama sekutu dalam negeri dan Eropanya telah kalah. Mereka terkepung dan hanya tinggal menguasai perkotaan.
"Pasukan pemerintah ada di sana dekat pasar utama, tetapi mereka tidak dapat meninggalkan pangkalan mereka. Wilayah ini milik para mujahidin," kata komandan militer distrik Balkh, Baryalai.
Seperti dikutip dari BBC, kondisi tersebut menjadi gambaran serupa di sebagian besar Afghanistan. Pemerintah mengawasi kota kecil dan kota-kota besar, tetapi Taliban mengepung dengan kehadiran di sebagian besar pedesaan.
Peryataan ini mengingatkan kunjungan saya dua kali ke perbatasan Afghanistan dan sempat bertemu dengan petinggi militer Pakistan di Lahore beberapa tahun silam. Waktu setelah setelah naik kendaraan, sekitar dua jam dari Islamabad pemandangan bila Taliban akan menang tak terlihat.
Jalanan memang masih ramai dan berdebu. Orang-orang lalu- lalang. Tak jelas mana yang Taliban mana yang tidak. Semua berwajah khas Afghanistan dan Pakistan serbaberjanggut lebat dan berjambang. Serban di kepala hal yang lazim.
Melihat itu seorang petinggi militer Pakistan pun sudah mengakui, bila membedakan mana Taliban dan bukan hal yang sulit. Mereka berwajah sama dan berperwakan tubuh yang sama.
''Anda harus tahu, para pendukung Mujahidin di Afghanistan adalah berbagai suku yang selama ini sangat tangguh berperang. Meski tanpa berlatih khusus, dari 'sononya kemampuan tempur mereka sangat tinggi dan berkualifikasi sebagai pasukan khusus. Mereka mempunyai bakat alam dan gen sebagai pasukan jempolan,'' ujarnya.
Salah satu contoh dari bakat alam tinggi sepagai pasukan tempur, terlihat pada kebiasaan keseharian mereka. Bayangkan mereka bisa tahan membawa sekadar air dan beberapa lipat roti sebagai makannya.
Mereka tahan berminggu-minggu, padahal kalau seorang pasukan khusus modern harus bawa perbekalan yang banyak. Suplai juga harus mendukung, sedangkan mereka begitu saja apa adanya. Begitu sederhana karena bisa tahan di pegunungan yang berbatu dan kerap menjumpai gumpalan es dan suhu udara superekstrem,'' ujarnya.
Selain itu, sejarah perang modern juga mengenal suku-suku yang menjadi penyokong perlawanan Mujahidin di Afghanistan. Pasti semua kenal leguin Inggris, Gurkha, pada perang dunia kedua yang legendaris. Khusus untuk Indonesia, sosok ini dikenal pada perlawanan 10 November Surabaya dengan komandannya yang kemudian menjadi salah satu Presiden Pakistan, Jenderal Zia Ulhaq
Dan, memang jarang yang tahu sosok Gurkha dengan komandannya Zia Ulhaq itu. Yang pasti, mereka yang bertempur dahulu bertempur di Surabaya akrab dengan Legiun Gurkha. Bahkan, ketika Zia Ulhaq jadi Presiden pada dekade 1980 awal, ketika berkunjung ke Indonesia sempat meminta izin ke Pak Harto agar bisa datang ke Surabaya untuk kunjungan nostalgia.
Keterangan foto: Pasukan Gurkha di Surabaya pada tahun 1945.